Rezeki itu sudah ada catatan dalam lauhul mahfudz sehingga kita sebagai makhluk Allah tugasnya adalah ikhtiar saja. Imam Syafii mengingatkan dengan kalimatnya yang indah,
Bagian rezekimu tidak akan berkurang hanya karena sifat tenang dan tidak tergesa-gesa
Tidak pula rezekimu itu bertambah dengan ambisi dan keletihan dalam bekerja
Dua larik puisi ini mengandung pesan bahwa ketenangan, ketergesa-gesaan, ambisi, dan keletihan dalam bekerja itu hanya romantika dalam berikhtiar. Hakikatnya Allah SWT yang memberikan kita hajat selama hidup.
Sungguh kalimat yang mengadung pesan sangat dalam agar kita tidak menuhankan dunia. Dari bangun tidur sampai waktu akan tidur lagi bahkan kadang telat tidur karena mencari nafkah di dunia selayaknya diniatkan ibadah agar lebih bermakna. Manusia karena mempunyai sifat Al-Hirsu atau tidak pernah merasa cukup maka dunia ini dicintai setinggi langit sekalipun tidak akan pernah mencukupinya. Ambisi untuk menguasai dunia tidak akan terlaksana kecuali bagi orang yang mempunyai sifat Qanaah atau merasa cukup dengan pemberian Allah SWT.
وَلا حُزنٌ يَدومُ وَلا سُرورٌ
وَلا بُؤسٌ عَلَيكَ وَلا رَخاءُ
Tak ada kesedihan yang kekal, tak ada kebahagiaan yang abadi,
Tak ada kesengsaraan yang bertahan selamanya, pun demikian halnya dengan kemakmuran.
إِذا ما كُنتَ ذا قَلبٍ قَنوعٍ
فَأَنتَ وَمالِكُ الدُنيا سَواءُ
Jikalau qanaah tak ada di hatimu,
Maka Engkau sama tamaknya dengan rajamu (penguasamu).