Kamis 02 May 2024 19:56 WIB

Kisah Wanita yang Baru Tahu Suaminya adalah Intelijen untuk Israel

Mesir sampai mengirim intelijen ke Israel.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Hafil
Logo Badan Intelijen Israel, Mossad.
Foto: NET
Logo Badan Intelijen Israel, Mossad.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Perang informasi bawah tanah antara Mesir dan Israel pernah terjadi pada sekitar 1950-an hingga 1970-an. Mesir sampai mengirim intelijen ke Israel untuk mengupas habis Israel. Namun di sisi lain Israel mengklaim telah merekrut intelijen yang dikirim oleh Mesir, untuk mengirim balik informasi yang salah ke negaranya.

Salah satu orang Mesir yang dikirim ke Israel sebagai intelijen adalah Refaat Ali Suleiman Al-Gammal atau yang dikenal dengan Raafat Al-Hagan. Gammal lahir di Dimyath, Mesir, pada 1 Juli 1927. Dia memulai karir intelijen setelah dipekerjakan oleh Intelijen Mesir.

Baca Juga

Gammal selain ahli dalam merahasiakan identitasnya, juga menguasai banyak bahasa. Dia menggunakan identitas bernama Jack Peyton yang lahir pada 23 Agustus 1919 di Mansoura, Mesir, dari ayah berkewarganegaraan Prancis dan ibu berkebangsaan Italia, berdasarkan dokumen yang diberikan kepadanya.

Refaat Gammal tidak langsung tinggal di Israel. Sebaliknya, dia tinggal di lingkungan Yahudi di Alexandria sebagai seorang Yahudi Ashkenazi yang tinggal di Jerman Barat dan Perancis utara. Barulah dia pindah ke Tel Aviv melalui Prancis.

Dia bekerja selama 17 tahun di Tel Aviv, dan terus mengirimkan berita ke intelijen Mesir selama tahun-tahun itu. Dia akan melakukan perjalanan ke Eropa dengan dalih bisnis, tetapi tujuan sebenarnya adalah untuk bertemu dengan utusan dari intelijen Mesir untuk mendapat tugas.

Pada 1963, selama kunjungannya ke Jerman, Gammal menikah dengan wanita Jerman bernama Waltraud Bitton, sampai dikaruniai seorang putra bernama Daniel. Hubungan mereka berlanjut hingga akhir hayat Gammal.

Refaat Al Gammal meninggal di Jerman pada 30 Januari 1982 karena sakit. Dia dimakamkan di Jerman di sebuah desa kecil 15 kilometer dari Frankfurt bernama Gottsenhain, tempat Rifaat pernah tinggal dengan nama "Jack Peyton" selama 1964-1978.

Pada saat kematiannya inilah, Waltraud Bitton istri Gammal ternyata baru tahu bahwa suaminya orang Mesir. Karena selama hidup bersama, Bitton mengenal Gammal sebagai orang Israel. Dia mengetahui kebenaran tentang suaminya dan pekerjaan sebenarnya itu pada hari kematian Gammal alias Jack Peyton.

Namun Bitton mengakui suaminya ini adalah orang yang tertutup soal pekerjaannya, dan sulit membongkar rahasia Gammal alias Jack Peyton. Dia baru mendapatkan fakta bahwa suaminya berkewarganegaraan Mesir dan bukan orang Israel, pada saat hari kematiannya melalui putra saudara perempuannya.

Gammal adalah sosok yang penuh misteri, meski pada akhirnya terkuak. Yang Bitton ketahui adalah Gammal menetap di Israel seperti raja dan memiliki jaringan yang luas. Semua orang di sana menyukai dan mempercayai suaminya.

Bitton juga menceritakan bagaimana intelijen seperti Refaat Gammal melamarnya dengan cara yang tiba-tiba dan mengejutkan yang tidak disangka-sangka. Ayahnya Waltraud Bitton, pun terkejut karena calon menantunya itu berkewarganegaraan Israel. Terlepas dari hal itu, hubungan mertua dan menantu di antara mereka akur dan dekat.

Bagi Bitton sendiri, keputusannya menikah dengan Gammal adalah keputusan terbaik dalam hidupnya. Gammal menurutnya adalah pria yang beradab, sopan, dan penuh kasih sayang.

Sementara itu, Daniel Jack Peyton, putra Gammal, mengatakan ayahnya merasa sangat bahagia saat pertama kali mengunjungi Mesir pada tahun 1978. Daniel juga mengungkapkan, dia dan ibunya diberitahu oleh pejabat Israel bahwa mereka dilarang lagi melakukan perjalanan ke Israel, setelah mengetahui kebenaran tentang ayahnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement