Syarat keempat
Ibrahim bin Adham berkata, "Jika malaikat maut datang kepada kamu untuk mencabut nyawa kamu, maka katakanlah kepada malaikat maut, 'Tundalah hingga waktu tertentu'."
Laki-laki itu berkata, "Bagaimana mungkin kamu mengatakan demikian wahai Ibrahim, sedangkan Allah telah berfirman, 'Maka apabila telah datang waktunya (kematian) mereka tidak dapat mengundurkannya sesaatpun dan tidak dapat memajukannya'." (Quran Surat Al-A'raf Ayat 34).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
وَلِكُلِّ اُمَّةٍ اَجَلٌۚ فَاِذَا جَاۤءَ اَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُوْنَ سَاعَةً وَّلَا يَسْتَقْدِمُوْنَ
Wa likulli ummatin ajal(un), fa iżā jā'a ajaluhum lā yasta'khirūna sā‘ataw wa lā yastaqdimūn(a).
Setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Jika ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan sesaat pun dan tidak dapat (pula) meminta percepatan. (QS Al-A‘raf Ayat 34)
Ibrahim bin Adham berkata kepada laki-laki itu, "Jika kamu telah mengetahui hal itu, lantas bagaimana mungkin kamu masih mengharapkan keselamatan."
Laki-laki itu menjawab, "Ya, sebutkan yang kelima wahai Ibrahim."
Syarat kelima
Ibrahim bin Adham berkata, "Jika malaikat Zabaniah (para malaikat neraka Jahanam) datang kepada kamu untuk memasukkan kamu ke dalam neraka Jahanam, maka janganlah kamu pergi bersama mereka."
Hampir saja laki-laki itu tidak mendengarkan syarat yang kelima, ia berkata sambil menangis, "Cukup wahai Ibrahim, aku memohon ampun kepada Allah dan bertobat kepada-Nya."
Kemudian, laki-laki itu pun rajin beribadah hingga ia meninggal dunia.
Demikian kisah seorang laki-laki meminta nasihat kepada Syekh Ibrahim bin Adham agar tidak berbuat maksiat dan dosa lagi. Dilansir dari buku Sa'atan Sa'atan (Semua Ada Saatnya) yang ditulis Syekh Mahmud Al-Mishri diterjemahkan Ustaz Abdul Somad diterbitkan Pustaka Al-Kautsar.