Sabtu 05 Feb 2022 17:53 WIB

Tobat, Awalan yang Baik Menuju Ramadhan

Rajab menjadi fase pertama sebelum menuju Ramadhan yang mulia.

Infografis Amalan Sunnah di Bulan Rajab
Foto:

Fariq Gazim Anuz dalam buku Taubat dari Dosa yang Tersembunyimenguraikan beberapa hal agar kita tidak melakukan dosa ter sembunyi. Pertama, tobat dari dosa yang berulang.Seorang pendosa setelah menyadari dan mengakui kesalahan dan dosanya kemudian bertekad untuk tidak mengulanginya sambil beristighfar, tobatnya akan diterima dengan seizin Allah SWT. Allah yang Maha Pengampun pun memberi motivasi kepada para pendosa agar tidak berputus asa dalam bertobat.Wahai hamba-Ku yang telah melampaui batas terhadap diri mereka sendiri (dengan per buatan maksiat), janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(QS az-Zumar [39]:53).

Berikutnya, menumbuhkan perasaan se lalu diawasi Allah. Adanya rasa bahwa Allah de kat dan mengawasi makhluk-Nya akan mem buat kita takut berbuat dosa. Allah yang Ma ha Menyak sikan atas segala sesuatu ber sama dengan kita di belahan dunia mana pun kita berada.Ibnu Rajab Rahimahullah pernah berkata dalam kitabnya Syarhu Kalimat al-Ikhlas. Seorang lelaki pernah merayu seorang wanita di tengah gurun pasir pada malam hari. Namun, si wanita menolak. Lelaki itu berkata, `Tak ada yang melihat kita kecuali bintang-bin tang.' Kemudian, dijawab si perempuan. `Lantas ke manakah pencipta bintang-bintang itu?'

 

Tak hanya itu, perasaan malu pun selayaknya ditumbuhkan untuk menghindari dosa.Sebagai bagian dari iman, malu akan membuat seorang hamba menjaga diri. Sebagaimana wasiat Rasulullah SAW, Bersikap malulah kalian kepada Allah. Para Sahabat menyatakan: Wahai Rasulullah, kami telah bersikap malu kepada Allah, alhamdulillah. Nabi bersabda: Bukan demikian. Tapi, sesungguhnya sikap malu dengan sebenar-benarnya kepada Allah adalah menjaga kepala dan apa yang ada padanya, menjaga perut dan yang dikandungnya, dan mengingat kematian dan akan datang nya kebinasaan, dan barang siapa yang meng inginkan kehidupan akhirat dan meninggalkan perhiasan dunia. Barang siapa yang me lakukan hal itu, maka ia telah bersikap malu dengan sebenar-benarnya kepada Allah.(HR at-Tirmidizi, an-Nasa'i). Wallahu a'lam.

sumber : Dialog Jumat
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement