Sabtu 05 Feb 2022 17:53 WIB

Tobat, Awalan yang Baik Menuju Ramadhan

Rajab menjadi fase pertama sebelum menuju Ramadhan yang mulia.

Infografis Amalan Sunnah di Bulan Rajab
Foto: Republika.co.id
Infografis Amalan Sunnah di Bulan Rajab

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rajab menjadi fase pertama sebelum menuju Ramadhan yang mulia. Kerinduan kepada Ramadhan sudah terasa pada bulan ini.  Para hamba kian giat mengerjakan amal saleh sambil melafaz doa: Allahumma bariklana fi Rajab wa Sya'bana wa ballighna Ramadhana. Doa ini berisi permintaan kepada Allah SWT untuk diberi keberkahan pada bulan Rajab, Syaban, dan dihadapkan sampai Ramadhan. Sebagai satu dari empat bulan haram, Rajab memiliki banyak keutamaan.

Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah 12 bulan, dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi.Di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus. Maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu. Perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang bertakwa. (QS at-Taubah:36).

Baca Juga

Keutamaan bulan Rajab tidak lain karena dia menjadi salah satu dari empat bulan haram di dalam Islam. Ibadah di dalamnya amat besar pahalanya sebagaimana dosa yang juga besar nilainya. Hal itu pun diterangkan oleh Imam al- Qurthubi bahwa perbuatan dosa pada bulan haram hukumannya dilipatgandakan sebagaimana pahala amal saleh dilipatgandakan. Karena itu, tobat menjadi awalan yang baik saat ki ta memasuki bulan haram menjelang Ramadhan.

Salah satunya bertobat dari dosa-dosa rahasia. Dosa di mana hanya kita dan Allah SWT yang mengetahuinya. Perilaku dosa saat tidak bersama dengan handai taulan dan beribadah da lam suasana ramai pernah diramalkan Rasulullah SAW.

Dalam hadis dari Tsauban, dikisahkan bahwa orang-orang itu menerjang apa yang diharamkan Allah SWT saat sedang berse pian. Sungguh saya telah mengetahui bahwa ada suatu kaum dari umatku yang datang pada hari kiamat dengan membawa kebaikan sebesar Gunung Tihamah yang putih. Kemudian, Allah menjadikannya debu beterbangan.

Tsauban bertanya, `Wahai Rasulullah, sebutkanlah ciri- ciri mereka dan jelaskanlah perihal mereka agar kami tidak menjadi seperti mereka tanpa disadari.' Rasulullah bersabda, `Sesungguhnya mereka adalah saudara kalian dan dari golongan kalian. Kulit mereka sama dengan kulit kalian, mereka shalat malam sebagaimana kalian, tetapi mereka adalah kaum yang jika bersepian, mereka menerjang hal yang diharamkan Allah.(HR Ibnu Majah).

 

 

sumber : Dialog Jumat
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement