Heraclius
Al-Bukhari dan Muslim menjelaskan ketika Heraclius mendengarkan surat Nabi dan bertanya kepada Abu Sufyan tentang atribut dan pesan Nabi, dia mengakui Nabi Muhammad (SAW) memang Nabi Allah.
Dia berkata: “Jika apa yang kau [Abu Sufyan] katakan itu benar, maka dia adalah seorang Nabi, dan dia akan segera menempati tempat di bawah kedua kakiku ini. Saya tahu dia akan muncul, tetapi saya tidak berpikir dia akan berasal dari antara Anda. Jika saya tahu saya bisa menghubunginya, pasti saya akan melakukan yang terbaik untuk pergi menemuinya, dan jika saya bersamanya saya akan membasuh kakinya."
Meski mengakui Nabi, riwayat lain menjelaskan ketakutan Heraclius terhadap dirinya sendiri dan kerajaannya mencegah dirinya menerima Islam dan pindah ke pihak Nabi. Ketika dia mendengar berita tentang orang Negus menjadi Muslim, dia mengakui kebenaran Nabi.
"Demi Allah, jika bukan demi mempertahankan kerajaan saya, saya akan melakukan apa yang telah dia lakukan," katanya.
Pelajaran dari surat-surat Nabi
Surat dan pesan merupakan metode penting dakwah dan panggilan kepada Allah SWT. Melalui surat-surat ini, Nabi memberikan contoh bagi semua pemimpin Muslim untuk bersemangat dalam menyampaikan pesan Allah kepada para pemimpin negara lain.
Penggunaan surat oleh Nabi terbukti sangat bermanfaat, terbukti ada dua raja besar memeluk Islam. Bahkan mereka yang menolak undangan Nabi mengakui kebenaran dan memperlakukan pesan Nabi dengan hormat dan sopan. Kemudian agar setiap orang untuk tidak membiarkan kesombongan membutakan Anda terhadap kebenaran, seperti Chosroes.