Sabtu 03 Jul 2021 01:51 WIB

Mengenal Karakter Seseorang Melalui Ilmu Kuno ini

Ilmu mengenal karakter seseorang sudah ada sejak zaman kuno.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
Kekuasaan Utsmani (Ottoman).
Foto:

Dokter Yunani Hippocrates mendapat manfaat dari pengetahuan ini dalam diagnosis dan pengobatan beberapa penyakit. Sedangkan Plato dan Aristoteles juga menangani masalah ini. Orang-orang Arab kuno membuat penentuan tentang pemiliknya dengan melihat jejak kaki.

Ini disebut kiyafe atau firase, yang berarti melacak dalam bahasa Arab. Mereka yang ahli dalam ilmu ini disebut "kaif" atau "faris". Seiring waktu, cabang ilmu ini berkembang dan orang-orang ini menjadi ahli terutama dalam menentukan garis keturunan. Orang Cina mendapat manfaat dari ilmu ini saat memilih kaisar mereka. 

Alexander Agung menggunakannya saat memilih komandannya. Abraham Lincoln menggunakannya ketika memilih anggota Kabinetnya. Demikian pula, Ottoman juga menggunakan metode ini ketika memilih pasangan, mitra, teman, pejabat, pelayan dan budak.

Salah satu kaif paling terampil dan terkenal di antara orang-orang Arab adalah Sahabat Wahsyi bin Harb. Dia adalah mantan budak dan membunuh pejuang Muslim terkemuka Hamzah bin Abdul Muthalib, paman Nabi Muhammad, dalam Pertempuran Uhud sebagai imbalan atas kematiannya.

Kemudian Wahsyi menjadi seorang Muslim selama penaklukan Makkah dan kemudian menggunakan keahliannya sebagai pejuang untuk kepentingan Islam. Bahkan, ia mengukir tempatnya dalam sejarah Islam dengan membunuh Musailamah al-Kadzab, nabi palsu di Yaman.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement