Kamis 17 Jun 2021 16:32 WIB

8 Cara Terhindar dari Huru-Hara dan Perselisihan di Dunia

Allah SWT berikan panduan agar muslim terhindar dari fitnah dan pertikaian

Rep: Andrian Saputra/ Red: Nashih Nashrullah
Allah SWT berikan panduan agar muslim terhindar dari fitnah dan pertikaian. Ilustrasi pertikaian
Foto:

Keempat, berpegang teguh pada Alquran dan sunnah

Penawar yang utama untuk menghilangkan fitnah dan hasud yaitu adalah dengan berpegangan pada tali yang sangat kuat yang tidak akan pernah putus yaitu adalah kitab Allah dan sunnah Nabi Muhammad SAW. Maka dengan berpegangan dan mengamalkan Alquran dan Sunah nabi Muhammad menjadi senjata terbaik menghilangkan fitnah di tengah umat Muslim. 

Kelima, mengikuti ayat-ayat muhkamat 

Ikutilah ayat-ayat muhkamat yang penjelasannya dijelaskan sendiri oleh Alquran atau oleh Rasulullah yang menafsirkannya dalam sunahnya.  Sebab pemahaman terhadap ayat-ayat mutasyabihat tidak banyak orang yang mengetahuinya. Maka ini merupakan hal yang paling aman bagi seseorang agar bisa menahan diri dari perdebatan dan kesalahan dalam menjelaskan.  

هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ مِنْهُ آيَاتٌ مُحْكَمَاتٌ هُنَّ أُمُّ الْكِتَابِ وَأُخَرُ مُتَشَابِهَاتٌ ۖ فَأَمَّا الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُونَ مَا تَشَابَهَ مِنْهُ ابْتِغَاءَ الْفِتْنَةِ وَابْتِغَاءَ تَأْوِيلِهِ ۗ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيلَهُ إِلَّا اللَّهُ ۗ وَالرَّاسِخُونَ فِي الْعِلْمِ يَقُولُونَ آمَنَّا بِهِ كُلٌّ مِنْ عِنْدِ رَبِّنَا ۗ وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّا أُولُو الْأَلْبَابِ

“Dialah yang menurunkan Al Kitab (Alquran) kepada kamu. Di antara (isi)nya ada ayat-ayat yang muhkamaat, itulah pokok-pokok isi Alquran dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami". Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal.” ( QS Ali Imran 7).

Keenam, mengikuti ulama dan umara 

Ulama dan umara adalah ibarat saudara kembar. Jika ulama adalah penjaga nash-nash syariah, sedang umaro adalah penjaga umat Islam. Ulama mengeluarkan fatwa dengan dasar hukum Allah dalam kebenaran dan dengan klasifikasi, kemudian umara datang dan menerapkan fatwa ulama dengan otoritasnya.  

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ ۖ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا

“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS An Nisa 59). 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement