Senin 26 Apr 2021 17:30 WIB

Kisah Muhammad Asad Jatuh Cinta pada Islam (Habis)

Kontribusi Muhammad Asad terhadap dunia Islam justru datang di Pakistan.

Rep: Mabruroh/ Red: Agung Sasongko
Bendera Pakistan
Foto:

Selama enam tahun berikutnya, Asad tinggal di kamp-kamp interniran di mana kabel berduri memisahkan pendukung Nazi yang kasar dari tahanan lain seperti Asad.

Ketika dia dipindahkan dari satu pusat penahanan ke pusat penahanan lain di India, Nazi mengirim ayah dan saudara perempuannya ke kamp konsentrasi di Jerman. Dia berusaha mati-matian untuk mengatur dokumen perjalanan agar keluarganya bisa keluar. 

Itu adalah masa kesusahan baginya. Talal, putranya, berkata bahwa itu adalah satu-satunya saat dia melihat Asad menangis.  Setelah dibebaskan pada 1946, Asad mendedikasikan waktunya untuk mengerjakan kontur negara Islam masa depan dan konstitusinya. 

Sampai saat itu, Muslim tidak memiliki model negara Islam. Sebagian besar buku yang diterbitkan sebelum 1940-an berfokus pada kekhalifahan. "Asad-lah yang memulai perdebatan tentang bagaimana seharusnya sistem pemerintahan di negara Muslim di zaman modern,” kata Arshad. 

Asad dengan keras mendukung demokrasi dan pemilihan anggota parlemen melalui pemungutan suara. Dia menggunakan teks-teks Islam untuk mendukung pandangannya, membantah mereka yang secara salah mengklaim bahwa demokrasi tidak sesuai dengan Islam. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement