REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kontribusi Muhammad Asad terhadap dunia Islam justru datang pada sebuah negara yang awalnya tidak ada dalam peta waktu itu. The Road to Mecca, adalah buku yang terkenal, telah membantu memperkenalkan Islam kepada banyak orang.
“Mungkin tidak ada buku lain kecuali Alquran itu sendiri yang menyebabkan lebih banyak orang masuk Islam,” tulis Murad Hofmann, seorang diplomat Jerman, dan dirinya sendiri seorang mualaf.
Perdana Menteri Pakistan Imran Khan, yang menjalani kehidupan glamor sebagai pemain kriket, menyebut Asad sebagai motivasi yang membawanya ke jalur religius. Sayyid Qutb, seorang tokoh terkemuka di Pan-Islamic Muslim Brotherhood, mengambil dari karya Asad untuk membentuk pandangannya sendiri tentang politik Islam.
Margaret Marcus, seorang wanita muda Yahudi, meninggalkan kehidupan di New York untuk tinggal di Lahore setelah membaca The Road to Mecca. Dia mengadopsi nama Maryam Jameelah dan menjadi cendekiawan Islam yang terkenal.
Buku keduanya, Islam at the Cross Roads, diterbitkan dua tahun kemudian.
“Buku itu membuat gelombang begitu tiba di rak. Sungguh luar biasa melihat seorang warga Eropa mengkritik masyarakat barat, membela Islam dan Sunnah dan mengatakan bahwa hanya Islam yang dapat membimbing dunia keluar dari kegelapan, ”kata Muhammad Arshad, seorang sejarawan di Universitas Punjab di Lahore.
(Baca: Kisah Muhammad Asad Jatuh Cinta pada Islam)