Sabtu 24 Apr 2021 05:04 WIB

Salahudin Al Ayubi, Sang Pembebas Yerusalem

Taktik pertempuran dan keberaniannya yang tak tertandingi sebagai seorang prajurit.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Agung Sasongko
Salahuddin al-Ayubi atau Saladin (ilustrasi).
Foto:

Untuk menjadi pemimpin, seseorang harus berani, tegas, dan berkemauan keras, namun penyayang, adil, dan baik hati. Pada Senin dan Kamis, Salahuddin biasa duduk dan mendengarkan keluhan rakyatnya dalam sidang yang dihadiri oleh ahli hukum, hakim, dan cendekiawan.

Dia kemudian akan menghabiskan satu jam di siang atau malam hari untuk menulis komentar dan pendapatnya tentang setiap petisi. Dia tidak pernah mengecewakan siapa pun yang meminta bantuannya.

Salahuddin tidak pernah berbicara buruk tentang siapa pun, dan tidak pernah mengizinkan siapa pun untuk melakukannya di hadapannya. Dia tidak pernah mengucapkan kata-kata kasar dan tidak pernah menggunakan penanya untuk mempermalukan seorang Muslim.

Ketika musuh utama Salahuddin, Raja Inggris Richard 'the Lionheart', jatuh sakit, dia bertanya tentang kesehatannya dan mengirimkan buah-buahan serta es kepadanya. Tentara Salib, yang lapar dan dilanda kemiskinan, tercengang dengan kesopanan dan belas kasihan yang mulia dari musuh mereka. 

Salahuddin meninggal pada usia 57 tahun. Harta miliknya hanya 47 dirham dan satu dinar. Dia tidak meninggalkan harta tetap atau warisan lainnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement