Senin 05 Apr 2021 05:51 WIB

Nabi Muhammad SAW Hijrah ke Thaif

Penduduk Thaif mengusir dan melukai Nabi Muhammad.

Nabi Muhammad SAW Hijrah ke Thaif
Foto:

Dalam munajat itu Nabi Muhammad SAW menyatakan tidak peduli dengan segala penderitaan yang dialaminya asalkan bukan karena Allah SWT murka kepada beliau. Yang paling dikhawatirkan oleh Nabi adalah apabila semua penderitaan dan penghinaan yang dialami oleh Nabi di Thaif ini adalah karena Allah sudah murka kepada beliau.

Munajat ini kemudian dikenal dengan du’a Rabbil Mustadh’afin (doa kepada Tuhan Pelindung orang-orang yang tertindas). Pemilik kebun kemudian merasa kasihan melihat Muhammad dan Zaid, lalu menyuruh pembantunya yang bernama Addas untuk menyuguhkan segenggam anggur untuk Muhammad.

Nabi mengambilnya seraya membaca bismillahirrahmanirrahim kemudian memakannya. Addas yang ternyata seorang Nasrani heran dan menyatakan keherannya kepada beliau, “Sungguh pernyataan macam itu tidak pernah diucapkan penduduk negeri ini.”

Menanggapi ucapan Addas Nabi bertanya,  ”Berasal darimanakah engkau dan apa agamamu?” Addas menjawab, “Aku seorang Nasrani berasal dari Ninawi.” “Dari negeri seorang hamba yang saleh, Yunus ibn Matta,“ kata Nabi. 

Addas makin heran, “Apa yang Tuan ketahui tentang Yunus ibn Matta?” “Dia seorang Nabi dan aku juga seorang Nabi.” jawab Nabi. Addas langsung bersimpuh di hadapan Rasulullah lalu mencium kepala, tangan dan kaki beliau.

 

sumber : Suara Muhammadiyah
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement