REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Yunahar Ilyas
Setelah kematian Abu Thalib dan Khadijah tekanan kepada Nabi dari kaum kafir Quraisy semakin keras. Menurut Ibn Ishaq, sebagaimana dikutip oleh al-Mubarakfuri dalam ar-Rahiq al-Makhtum (hal. 148) orang-orang Quraisy lebih bersemangat menyakiti Nabi setelah Abu Thalib tiada.
Bahkan ada yang berani menghadang lalu menaburkan debu di atas kepala beliau sehingga Nabi pulang ke rumah dengan kepala penuh debu. Seorang puteri beliau membersihkan debu itu dengan bercucuran air mata.
Rasulullah menghiburnya, “Tak perlu menangis puteriku, karena Allah akan melindungi ayahmu.” Karena memerlukan pendamping setelah kematian Khadijah, pada bulan Syawal tahun kesepuluh kenabian ini juga Nabi menikah dengan Saudah binti Zam’ah.
Perempuan ini termasuk golongan terdahulu masuk Islam. Saudah ikut rombongan kedua hijrah ke Habsyah bersama suaminya Sakran ibn Amar.
Suami pertamanya ini meninggal dunia di Habsyah. Setelah masa ‘iddah Saudah habis Nabi meminang dan menikahinya. Dialah perempuan pertama yang dinikahi Nabi setelah Khadijah meninggal dunia.