Senin 05 Apr 2021 05:51 WIB

Nabi Muhammad SAW Hijrah ke Thaif

Penduduk Thaif mengusir dan melukai Nabi Muhammad.

Nabi Muhammad SAW Hijrah ke Thaif
Foto:

Hijrah ke Thaif

Karena tekanan di Makkah semakin kuat, maka pada bulan Syawal tahun kesepuluh kenabian itu juga Nabi Muhammad SAW, ditemani oleh Zaid ibn Haritsah, putera angkat beliau pergi ke Thaif, daerah pegunungan berjarak  60 mil dari Makkah. Nabi punya kenangan manis masa balita di Thaif di bawah asuhan ibu susuan beliau Halimah as-Sa’diyah.

Nabi berharap bisa lebih aman dan tenang tinggal di Thaif dan dapat menyampaikan risalah Islam dengan leluasa. Sesampai di Thaif, beliau menemui Abd al-Yalail, Mas’ud dan Hubaib, ketiganya putera Amr ibn Umar ats-Tsaqafi.

Nabi menyeru mereka untuk masuk Islam. Tapi ketiga-ketiganya menolak sambil melecehkan Nabi. Seorang di antara mereka berkata: “Kain penutup Ka’bah terkoyak jika Allah benar-benar mengutusmu.” Yang lain mengatakan, “Tidakkah Allah menemukan orang selain dirimu?”

Sedangkan yang ketiga berkata, “Sungguh, aku tidak sudi bicara denganmu sama sekali. Jika engkau benar-benar seorang rasul, engkau terlalu mulia bagiku sehingga aku tidak berani menyanggah perkataanmu. Sedangkan jika engkau berdusta dengan nama Allah, tidaklah pantas aku bicara denganmu.” Rasulullah pergi meninggalkan mereka sambil bersabda, “Terserah kalian, tetapi simpanlah apa yang kalian dengan dari aku.” (ar-Rahiq al-Makhtum: 159)

Nabi berada di Thaif selama 10 hari dan secara intensif mendatangi para pemuka masyarakat Thaif satu persatu, tapi tidak seorangpun yang mau menerima seruan Nabi. Semuanya bersikap yang sama,  mengusir Nabi dari Thaif.

 

sumber : Suara Muhammadiyah
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement