Kamis 04 Feb 2021 19:42 WIB

Hadits tentang Enam Keutamaan Mati Syahid

Rasulullah menyangkal orang yang mati syahid hanya yang terbunuh di jalan Allah.

Hadits tentang Enam Keutamaan Mati Syahid
Foto:

Hadits di atas diriwayatkan oleh Ibnu Majah dalam Sunan-nya, no. 2796 dengan sanad shahih; At-Tirmidzi dalam Al-Jami’ as-Shahih no. 1629 dengan sanad shahih. Nashiruddin Al-Albani juga menilai Hadits ini shahih sebagaimana dalam karya-karyanya: Ahkam al-Jana’iz, no. 230; Shahih al-Jami’ no. 5182; Shahih Ibni Majah no. 2849 dan Misykat al-Mashabih no. 3834.

Konon hadits ini sering digunakan oleh orang-orang tertentu ketika akan merekrut anggota baru untuk dimasukkan dalam jaringan radikal yang membolehkan melakukan teror, menghalalkan darah orang lain yang dipandang kafir, bahkan melakukan bom bunuh diri. Hadits tersebut memang sangat menggiurkan bukan hanya untuk mereka yang termarjinalkan dalam kehidupan nyata di dunia.

Bahkan untuk orang mapan yang memiliki semangat keberagamaan yang tinggi pun akan sangat tertarik dengan janji-janji yang ada dalam hadits ini. Namun, apa itu mati syahid?

Syahid berasal dari akar kata “syahida” yang berarti hadir serta menyaksikan, baik dengan mata lahir ataupun mata batin. Sedangkan syahid berarti saksi atau orang yang menyaksikan sesuatu.

Mereka bersaksi dengan hati atas apa yang mereka dengar. Menurut Ar-Raghib Al-Ashfahani, orang yang syahid adalah orang yang ketika hendak mati atau sakaratul maut:

  • Ia menyaksikan para malaikat turun kepada mereka dan mengatakan, “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu” (QS. Fushshilat, 41:30).
  • Ia menyaksikan berbagai macam kenikmatan akhirat yang telah dijanjikan Allah kepada mereka (QS. Al-Hadid, 57:19).
  • Ia menyaksikan ruh mereka tetap hidup dan berada di sisi Allah (QS. Ali ‘Imran, 3: 169).

 

sumber : Suara Muhammadiyah
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement