Kamis 21 Sep 2023 20:09 WIB

Meninggalnya Gian yang Tertimpa Dinding Apa Tergolong Syahid?

Meninggal karena tertimpa reruntuhan tergolong syahid.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Muhammad Hafil
Tangkapan layar peristiwa dinding roboh akibat freestyle motor yang menimpa bocah 8 tahun di Padang.
Foto: Dok tangkapan layar
Tangkapan layar peristiwa dinding roboh akibat freestyle motor yang menimpa bocah 8 tahun di Padang.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Gian Setiawan Ardani bocah 8 tahun meninggal tertimpa dinding tempat wudhu di Masjid Raya Lubuk Minturun, Kota Padang, Senin (18/9/2023). Ia mengalami cedera kepala sangat serius setelah tertimpa dinding yang ditabrak sepeda motor yang dinaiki dengan gaya freestyle standing oleh pelajar SMP.

Banyak masyarakat dan netizen yang berempati dengan meninggalnya Gian, lebih-lebih bocah itu meninggal saat sedang berwudhu untuk menunaikan sholat Ashar dan mengaji. Terlepas dari kasusnya yang telah ditangani oleh kepolisian setempat. Bagaimana Islam memandang kematian seperti yang dialami Gian? Apakah kematian seperti itu tergolong mati syahid yang sudah pasti masuk surga? 

Baca Juga

Berkaitan dengan ini, pendakwah yang juga Dewan Pengawas Syariah Djalaluddin Pane Foundation, KH Rakhmad Zailani Kiki menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan mati syahid adalah mati di jalan Allah SWT sesuai dengan kriteria atau jenis-jenis yang ditetapkan oleh nash. Ada sebuah hadits shahih tentang kriteria atau jenis-jenis orang yang gugur mati syahid menurut Islam:

 قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: فَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ قَدْ أَوْقَعَ أَجْرَهُ عَلَيْهِ عَلَى قَدْرِ نِيَّتِهِ، وَمَا تَعُدُّونَ الشَّهَادَةَ؟ قَالُوا الْقَتْلُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الشَّهَادَةُ سَبْعٌ سِوَى الْقَتْلِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ: الْمَطْعُونُ شَهِيدٌ، وَالْمَبْطُونُ شَهِيدٌ، وَالْغَرِيقُ شَهِيدٌ، وَصَاحِبُ الْهَدَمِ شَهِيدٌ، وَصَاحِبُ ذَاتِ الْجَنْبِ شَهِيدٌ، وَصَاحِبُ الْحَرَقِ شَهِيدٌ، وَالْمَرْأَةُ تَمُوتُ بِجُمْعٍ شَهِيدَةٌ 

Artinya: “Rasulullah saw bersabda, ‘Sungguh Allah telah memberikan pahala kepadanya sesuai niatnya. Apa yang kalian tahu tentang orang-orang yang gugur sebagai syahid?’ Mereka menjawab, ‘Ya mereka yang gugur di jalan Allah.’ Rasulullah lalu menjelaskan, ‘Mati syahid ada tujuh jenis selain gugur di jalan Allah: (1) korban meninggal karena wabah tha’un (wabah pes) adalah syahid, (2) korban meninggal karena sakit perut juga syahid, (3) korban tenggelam juga syahid, (4) korban meninggal tertimpa reruntuhan juga syahid, (5) korban meninggal karena radang selaput dada (pleuritis) juga syahid, (6) korban meninggal terbakar juga syahid, dan (7) wanita meninggal karena hamil adalah syahid’” (HR An-Nasa`i).

Gian termasuk mati syahid karena meninggal tertimpa reruntuhan dan masuk surga.

Maka dalam kasus kematian Gian, termasuk dalam salah satu jenis mati syahid yakni menjadi korban meninggal tertimpa reruntuhan. Lebih dari itu, menurut kiai Kiki, Gian masih berusia 8 tahun dan belum baligh. Maka menurut kiai Kiki sebagaimana sejumlah keterangan hadits dan keterangan para ulama bahwa anak yang belum baligh meninggal dunia maka akan masuk surga. 

"Terlebih Gian masih usia anak-anak, 8 tahun belum baligh, maka Gian masuk surga. Karena para ulama sepakat bahwa anak keturunan dari seorang Muslim akan masuk surga. Imam An Nawawi Rahimahullah di Syarah Shahih Muslim mengatakan: Mereka yang terhitung sebagai Ulama Islam sepakat bahwa orang yang meninggal dari kalangan anak-anak umat Islam akan masuk surga, karena mereka belum dibebani taklif (mukallaf)," kata kiai Kiki kepada Republika.co.id pada Kamis (21/09/2023). 

Di antara dalil hadits shahih  yang mendasarinya adalah sabda Rasulullah SAW:

إِنَّ ذَرَارِيَّ الْمُؤْمِنِينَ فِي الْجَنَّةِ يَكْفُلُهُمْ إِبْرَاهِيمُ عَلَيْهِ السَّلَامُ

Artinya: “Sungguh anak keturunan dari kaum Muslimin masuk surga, Ibrahim Alaihissallam akan mengasuh mereka” (HR Ahmad, Al Hakim, dan Ibnu Hibban).

Lebih dari itu, Gian meninggal dalam keadaan akan melakukan ibadah dan menuntut ilmu agama di masjid. Sementara Rasulullah SAW menjamin orang yang meninggal ketika menurut ilmu derajatnya diangkat sedekat-dekatnya dengan para nabi. 

Maka orang yang meninggal ketika tengah mencari ilmu akan memperoleh ganjaran yang sangat besar dari Allah. 

وَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ جَاءَهُ أَجَلُهُ وَهُوَ يَطْلُبُ الْعِلْمِ لَقِىَ اللَّهُ وَلَمْ يَكُنْ بَيْنَهُ وَبَيْنَ النَّبِيِّيْنَ إِلَّا دَرَجَةُ النُّبُوَّةِ.

Artinya: Barang siapa yang kedatangan ajal dan dia sedang menuntut ilmu, maka ia akan bertemu Allah (dengan derajat tinggi) di mana tidak ada lagi jarak antara dia dan para nabi melainkan satu derajat kenabian (lihat kitab At Targib wat Tarhib).

Maksudnya orang yang meninggal ketika sedang menuntut ilmu maka ia memperoleh derajat yang sangat tinggi dihadapan Allah. Ia hanya selisih satu derajat di bawah para nabi. Ini menandakan sangat mulia dan beruntungnya orang yang menuntut ilmu. Sekalipun takdir menentukannya meninggal, maka karena usaha menuntut ilmu  dapat mengantarkannya pada derajat yang tinggi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement