Dia memiliki sehelai ikat kepala berwarna merah yang selalu dikenakannya dalam pertempuran. Setelah Abu Dujanah menerima pedang dari tangan Rasulullah, Abu Dujanah langsung mengeluarkan ikat kepalanya yang terkenal itu dan kemudian mengikatnya kuat-kuat di kepalanya.
Tak ada seorang pun bisa menghentikannya maju di medan pertempuran. Fethullah Gulen menjelaskan, dalam perang Uhud, Abu Dujanah bertempur dengan gagah berani.
Pada saat itu, Abu Dujanah yang membawa pedang Rasulullah berhasil merangsek maju ke jantung pertahanan musuh hingga akhirnya mencapai posisi Hindun, istri Abu Sofyan. Abu Dujanah melihat Hindun yang tengah memberi semangat kepada pasukan musyrik.
Namun, Abu Dujanah tak mau menggunakan pedang Rasulullah untuk membunuh Hindun. Alasannya karena Abu Dujanah menghormati pedang Rasulullah yang tak mungkin digunakan untuk menyerang seorang wanita.
Sederet pertempuran diikuti Abu Dujanah bersama barisan kaum Muslim. Tetapi pada perang Yamamah, yakni pertempuran pasukan Muslim dibawah komando khalifah Abu Bakar melawan Musailamah Al Kazzab yang mengaku sebagai nabi, Abu Dujanah gugur sebagai syahid.