Selasa 20 Feb 2024 15:10 WIB

Sakit Hati Wanita Cinta Pertama Nabi Muhammad SAW

Wanita cinta pertama Nabi Muhammad bersedih hingga wafat.

Pesan Nabi Muhammad dalam memandang harta dan nafkah. (ilustrasi)
Foto:

Titik awal perubahan itu adalah pembebasan Makkah atau Fathu Makkah. Pada waktu itu, pasukan Nabi Muhammad dengan mudah masuk Makkah dan membersihkan Ka’bah dari berhala. Kemudian orang-orang berduyun-duyun memeluk Islam. Lalu Allah menurunkan wahyu Surah an-Nashr yang memerintahkan semua orang bertasbih ketika menyaksikan banyak orang memeluk Islam.

Ketika itu, Nabi Muhammad mendengar kabar Ummu Hani. Putra Abdullah itu langsung mendatangi wanita yang pernah menjadi pujaan hatinya itu. Saat ditemui Nabi Muhammad, Ummu Hani sudah ditinggalkan suaminya yang kabur ke arah Yaman, karena kalah menghadapi pasukan umat Islam.

Ketika itu Nabi Muhammad menawarkan wanita itu untuk menjadi istri sang nabi. Tapi Ummu Hani menolak pinangan tersebut. Sebab Ummu Hani mengkhawatirkan keadaannya yang sudah tua akan mengganggu mobilitas Nabi Muhammad berdakwah.

Sakit hati

Cinta mereka pun kandas. Nabi Muhammad menjalani kehidupannya. Sedangkan Ummu Hani menjalani masa tua bersama anak-anaknya.

Nabi Muhammad wafat terlebih dahulu. Sedangkan Ummu Hani masih hidup menyaksikan perpecahan umat Islam yang luar biasa hebat.

Perpecahan itu mulai terjadi pada masa Umar bin Khattab yang wafat tidak wajar. Kemudian hal sama juga dialami khalifah selanjutnya Utsman bin Affan. Lalu berlanjut hingga adik Ummu Hani, Ali bin Abi Thalib, wafat dibunuh ekstremis.

Kematian sang adik sungguh menyakitkan hati Ummu Hani. Dia tak menyangka saudara kandungnya akan wafat tak wajar di tengah perpecahan Umat Islam menjadi beberapa golongan.

10 tahun dia menyimpan kesedihan dan sakit hati itu, hingga akhirnya wafat pada Tahun 50 Hijriyah, tahun yang sama dengan keponakannya, Hasan bin Ali, tutup usia, atau sebelas tahun sebelum wafatnya Husain bin Ali yang dibantai di Karbala.

Duka Ummu Hani merupakan pertanda Umat Islam dirundung duka berkepanjangan karena nafsu kekuasaan duniawi, nafsu yang membuat sesama Muslim ketika itu saling membunuh, dan tercerai berai.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement