Senin 19 Feb 2024 18:04 WIB

Nabi Muhammad SAW, Sang Pemberi Pencerahan dan Simbol Perdamaian

Nabi Muhammad SAW memiliki hati yang sangat lembut.

Rep: Mgrol150/ Red: Muhammad Hafil
Nabi Muhammad (ilustrasi)
Foto: Republika
Nabi Muhammad (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Nabi Muhammad SAW memiliki hati yang sangat lembut dan sangat dicintai oleh orang – orang di sekitarnya. Segala sifatnya yang jarang dimiliki oleh manusia biasa menjadi pembeda dengan makhluk lain di muka bumi. Nabi yang dijuluki pemberi pencerahan dan simbol perdamaian.

“Betapapun pandai dan luasnya uraian menyangkut Rasul SAW tetap saja, walau sepanjang usia kita gunakan untuk membicarakannya tetap saja ada yang tidak dapat terjangkau pengetahuan kita tentang Rasul hanya sampai untuk berkata bahwa dia adalah manusia yang teragung di permukaan bumi ini di alam raya ini,” kata Prof Dr Quraish Shihab dikutip dari akun Youtube Pribadinya, Quraish Shihab, Senin (19/02/2024). 

Baca Juga

Prof Quraish Shihab menjelaskan contoh yang sangat simple tetapi sangat berharga tentang pencerahan diberikan oleh Nabi Muhammad SAW ketika putranya wafat matahari gerhana karena kematian putranya dalam keadaan sedih, dalam keadaan bercucuran air mata, Nabi Muhammad SAW berkata, 

“Matahari dan bulan adalah ayat – ayat Tuhan, tanda – tanda kuasa Tuhan, dia tidak gerhana karena kematian atau kehidupan seseorang kalau kalian menemukan itu, maka bersegeralah mengingat Allah SWT, bersegeralah Sholat”

Seperti yang dijelaskan pada Q.S Al-Ahzab ayat 45

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ شَاهِدًا وَمُبَشِّرًا وَنَذِيرًا

Artinya: Hai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk jadi saksi, dan pembawa kabar gemgira dan pemberi peringatan.

Prof Quraish Shihab juga menjelaskan contoh sikap Nabi Muhammad SAW tentang perdamaian. Ketika Nabi Muhammad SAW bersedia menghapus tujuh kata bismi, Allahi, ar-rahman, ar-rahim, dan Muhammad, Rasul, Allahi pada perjanjian Hudaibiyyah. Menurut satu riwayat, sahabat Ali bin Abi Thalib enggan menghapusnya.

“Kenapa kita harus menerima sesuatu yang melecehkan (agama) kita?” ujar Umar bin Khattab. Nabi Muhammad SAW menjawab: “Saya Rasulullah”

Setelah itu, tujuh kata tersebut dihapus sampai membatalkan kunjungan umroh yang bersifat sunnah itu demi mencapai dan menandatangin perjanjian itu.

“Karena itu tidak ada alasan untuk berkata bahwa agama Islam tidak menghendaki perdamaian damai ada dua macam, perdamaian seseorang dengan dirinya sendiri dan perdamaian seseorang dengan orang lain,” kata Prof Quraish Shihab. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement