Ibnu Qayyim menuturkan, mereka juga berhujah dengan riwayat dari Hunnad bin Sariy, Abu Mu'awiyah menuturkan kepada kami, dari Yahya bin Sa'id, dari Sa'id bin Musayyab, dari Abu Hurairah ra, dia berkata, “Apabila dia mensholatkan atas seseorang, bahkan yang tidak pernah melakukan dosa sedikit pun, dia tetap berucap, “Wahai Allah selamatkan dia dari siksa kubur.”
Mereka menyatakan bahwa Allah SWT menyempurnakan akal mereka agar dengan akal itu dapat mengetahui kedudukan mereka dan agar mereka dapat diberi ilham mengenai jawaban dari apa yang ditanyakan kepada mereka.
Mereka menyatakan hal itu telah ditunjukkan oleh banyak hadis-hadis yang di dalamnya dikatakan bahwa mereka (anak-anak kecil) tetap diuji di akhirat. Al Asy'ari menuturkan hal ini dari pendapat kalangan Ahli sunah dan dari hadis. Apabila mereka di akhirat, tentu bukan tidak mungkin mereka juga diuji di alam kubur.
Kelompok Kedua
Sedangkan kelompok kedua, menurut Ibnu Wayyim, mereka menyatakan pertanyaan hanya akan ditujukan bagi orang yang sudah mengerti adanya rasul yang diutus dan mursil yang mengutus. Orang berakal akan ditanya apakah dia beriman kepada rasul serta menaatinya ataukah tidak.
Kepada orang berakal itu pula akan ditanyakan, “Apa yang engkau katakan tentang lelaki yang diutus kepada kalian ini?”
Sedangkan anak-anak kecil...