Rabu 16 Aug 2023 16:32 WIB

Ujian Berat Semasa Utsman Bin Affan Menjabat Khalifah, Meletusnya Pemberontakan

Utsman bin Affan adalah sosok khalifah yang berintegritas.

(ilustrasi) Utsman bin Affan. Utsman bin Affan adalah sosok khalifah yang berintegritas
Foto:

Dia memerintahkan agar perluasan wilayah terus dilakukan lebih jauh, hingga melampaui negeri-negeri yang mengalami pemberontakan. Hingga tak satupun negeri-negeri itu yang terpikir untuk melakukan pemberontakan lagi. Dia memilih langsung para panglima perangnya untuk memimpin pasukan dalam melaksanakan misi penting ini.

Ketika melihat perkembangan seni berperang dalam meraih kemenangan yang memerlukan armada angkatan laut yang besar, dia tak ragu untuk merealisasikannya meski tahu Khalifah Umar dahulu menolak rencana yang penuh risiko tersebut di sepanjang hidupnya.

Khalifah Utsman mulai menindak para pemberontak bersenjata yang merongrong agama dan negara. Dia memulai dari Azerbaijan dan Armenia, dua negeri yang penduduknya mengingkari perjanjian yang telah mereka tanda tangani.

Utsman mengirimkan pasukan di bawah kepemimpinan Walid ibn Uqbah. Pasukan ini berhasil meredam gejolak di dua negeri tersebut sehingga kembali mereda dan mau menandatangani perjanjian, dengan syarat seperti yang pernah mereka sepakati bersama Hudzaifah ibn Yaman RA. 

Sekembalinya Walid bersama pasukannya di Kufah, sampailah berita bahwa pasukan Romawi membuat kekacauan di Syam. Berita ini datang seiring perintah sang Khalifah kepada Walid agar mempersiapkan pasukan dengan kekuatan 10 ribu prajurit. Dia memerintahkan Walid agar menunjuk seorang panglima perang yang dermawan.

Walid memenuhi perintah khalifah dan memilih 10 ribu prajurit dan mengangkat seorang panglima yang pemberani dan dermawan, yakni Hubaib bin Maslamah Al-Fahri.

Kemudian, Hubaib berangkat dengan pasukannya, mengemban misi menghadapi kekuatan pasukan Romawi dan Turki yang berjumlah 80 ribu prajurit.

Lalu dua pasukan pun bertemu, dan akhirnya pasukan Romawi dan Turki mengalami kekalahan. Lalu, Hubaib melanjutkan perjalanannya dengan penuh keberanian hingga melintasi negeri Romawi. 

Baca juga: Ketika Berada di Bumi, Apakah Hawa Sudah Berhijab? Ini Penjelasan Pakar

Dia robohkan benteng demi benteng yang berdiri kokoh. Pun membuka pintu-pintu Islam dan kemerdekaan di hadapan masyarakat yang sudah lama menunggu kemerdekaan. Satu daerah bernama Rayyi juga termasuk wilayah yang melakukan pemberontakan dan mengingkari perjanjian. 

Maka, pasukan kaum Muslimin segera bergerak di bawah komando Abu Musa Al Asy'ari untuk mengembalikan mereka ke jalan kebenaran dan mendesak mereka untuk kembali pada perjanjian yang telah disepakati bersama Hudzaifah ibn Yaman. 

Khalifah yang sedang berada di Madinah, mengarahkan pandangannya ke Kota Iskandariah karena terdengar kabar Angkatan Laut Romawi telah masuk dan menyerang kota tersebut. Mereka membawa pasukan kavaleri dan infanteri dalam kekuatan yang luar biasa besar.

Untuk merespons situasi itu...

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement