Sabtu 15 Jul 2023 17:20 WIB

Teori Ini Kuatkan Hubungan Kuat Antara China dan Islam di Madinah Era Utsman Bin Affan

Dakwah Islam sentuh China pada masa khalifah Utsman bin Affan

Rep: Imas Damayanti / Red: Nashih Nashrullah
 Umat Islam di Masjid Niujie, Beijing, China (ilustrasi). Dakwah Islam sentuh China pada masa khalifah Utsman bin Affan
Foto: ANTARA FOTO/M. Irfan Ilmie
Umat Islam di Masjid Niujie, Beijing, China (ilustrasi). Dakwah Islam sentuh China pada masa khalifah Utsman bin Affan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Pada masa Rasulullah SAW, Islam sudah mulai disyiarkan ke berbagai negeri. Beliau tercatat pernah menyeru para penguasa dari negeri lain untuk memeluk Islam.

Sepeninggal Rasulullah SAW, dakwah Islam tetap berlanjut di bawah kepemimpinan khulafaurrasyidin. Begitu pula dengan kelanjutan dakwah Islam ke China, yang konon sudah dimulai sejak Nabi masih hidup. Namun baru pada masa kekhalifahan Sayyidina Utsman bin Affan, catatan tentang masuknya Islam ke daratan China lebih jelas.

Baca Juga

Syafii Antonio dalam Ensiklopedia Peradaban Islam Cina Muslim menjelaskan, pada masa itu, China diperintah oleh Kaisar Yung Wei dari Dinasti Tang. Dia menjalankan sistem pemerintahan yang liberal terhadap kedatangan orang asing.

Di masa itulah Sayyidina Utsman mengutus 15 orang Islam untuk berdakwah ke China. Mereka memang tidak berhasil mengislamkan Kaisar. Namun dakwah Islam di kalangan penduduk setempat bisa dilakukan dan cukup berhasil.

Kebebasan yang diberikan penguasa dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk berdakwah sekaligus memperlihatkan kebaikan dan keindahan ajaran Islam.

Baiknya hubungan politik antara pemerintah Islam Madinah dengan Kekaisaran Dinasti Tang di China membuat umat Islam mendapat kemudahan untuk mendirikan masjid-masjid yang kemudian dijadikan sebagai pusat kegiatan dakwah.

Baca juga: Ketika Kabah Berlumuran Darah Manusia, Mayat di Sumur Zamzam, dan Haji Terhenti 10 Tahun

Keberadaan masjid-masjid dimakmurkan melalui berbagai kegiatan dakwah sehingga syiar Islam makin terasa pengaruhnya. Islam yang dianggap memiliki persamaan dengan ajaran Konfusius karena mengutamakan keluhuran akhlak, relatif mudah diterima oleh masyarakat China.

Kehadiran umat Islam yang kemudian menjadi sebuah komunitas di tengah-tengah masyarakat China tidak menjadi asing, sehingga peran sertanya dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa bisa mewarnai peradaban China.

Ada banyak teori hingga perbedaan pendapat di kalangan para sejarawan terkait masuknya Islam ke nusantara. Dalam buku  beTrjudul  “Islam in China: Mengenal Islam di Negeri Luluhur” dijelaskan di antara 56 kelompok etnis di China, ada 10 etnis yang menjadikan Islam sebagai agama nasional mereka, yaitu etnis Hui, etnis Uighur, etnis Kazak, etnis Dongxiang, etnis Khalkha, etnis Sala, etnis Tajik, etnis Uzbek, etnis Bao’an, dan etnis Tatar. Ada juga sejumlah kecil muslim di antara etnis Mongol, etnis Tibet, etnis Bais, dan juga etnis Dais.   

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement