Rabu 06 Dec 2023 05:20 WIB

Nubuat Rasulullah SAW tentang Konflik Internal Umat Muslim Terbukti

Rasulullah SAW ingatkan tentang ancaman perpecahan umat

Rep: Andrian Saputra / Red: Nashih Nashrullah
Nabi Muhammad (ilustrasi). Rasulullah SAW ingatkan tentang ancaman perpecahan umat
Foto: Dok Republika
Nabi Muhammad (ilustrasi). Rasulullah SAW ingatkan tentang ancaman perpecahan umat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Ketika masa kekhalifahan Abu Bakar ash-Shiddiq dan Umar bin Khattab berbagai perselisihan yang terjadi di antara kaum Muslimin masih dapat dengan mudah diselesaikan. Ketegangan yang bersifat kesukuan masih dapat dimaklumi dan diterima dengan baik oleh banyak kalangan. 

Tetapi setelah Umar bin Khattab wafat, berbagai fitnah muncul bergelombang menerpa umat Muslim. Perselisihan telah membuat persatuan umat Muslim goyah.  

Baca Juga

Sebelum wafat, Rasulullah SAW telah memberikan isyarat tentang gelombang fitnah yang akan terjadi di tengah umat Islam setelah wafatnya Umar bin Khattab. Sebagaimana hadits berikut:  

حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ حَفْصِ بْنِ غِيَاثٍ حَدَّثَنَا أَبِي حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ حَدَّثَنَا شَقِيقٌ سَمِعْتُ حُذَيْفَةَ يَقُولُ بَيْنَا نَحْنُ جُلُوسٌ عِنْدَ عُمَرَ إِذْ قَالَ أَيُّككُمْ يَحْفَظُ قَوْلَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْفِتْنَةِ قَالَ فِتْنَةُ الرَّجُلِ فِي أَهْلِهِ وَمَالِهِ وَوَلَدِهِ وَجَارِهِ تُكَفِّرُهَا الصَّلَاةُ وَالصَّدَقَةُ وَالْأَمْرُ بِالْمَعْرُوفِ وَاللنَّهْيُ عَنْ الْمُنْكَرِ قَالَ لَيْسَ عَنْ هَذَا أَسْأَلُكَ وَلَكِنْ الَّتِي تَمُوجُ كَمَوْجِ الْبَحْرِ قَالَ لَيْسَ عَلَيْكَ مِنْهَا بَأْسٌ يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ إِنَّ بَيْنَكَ وَبَيْنَهَا بَابًا مُغْلَقًا قَالَ عُمَرُ أَيُكْسَرُ الْبَابُ أَمْ يُفْتَحُ قَالَ بَلْ يُكْسَرُ قَالَ عُمَرُ إِذًا لَا يُغْلَقَ أَبَدًا قُلْتُ أَجَلْ قُلْنَا لِحُذَيْفَةَ أَكَانَ عُمَرُ يَعْلَمُ الْبَابَ قَالَ نَعَمْ كَمَا يَعْلَمُ أَنَّ دُونَ غَدٍ لَيْللَةً وَذَلِكَ أَنِّي حَدَّثْتُهُ حَدِيثًا لَيْسَ بِالْأَغَالِيطِ فَهِبْنَا أَنْ نَسْأَلَهُ مَنْ الْبَابُ فَأَمَرْنَا مَسْرُوقًا فَسَأَلَهُ فَقَالَ مَنْ الْبَابُ قَالَ عُمَرُ  

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Umar bin Hafsh bin Ghiyats telah menceritakan kepada kami ayahku telah menceritakan kepada kami Al A'masy telah menceritakan kepada kami Syaqiq Aku mendengar Khudzaifah menuturkan: ketika kami duduk-duduk bersama Umar, tiba-tiba ia bertanya, 'Siapa diantara kalian yang menghafal sabda Nabi SAW tentang fitnah? ' maka Khudzaifah menjawab, 'Fitnah seseorang di keluarganya, hartanya dan anaknya serta tetangganya bisa terhapus oleh sholat, sedekah, dan amar maruf nahi mungkar.'  

Umar berkata, 'Bukan tentang ini yang aku tanyakan kepadamu akan tetapi tentang (fitnah) yang bergelombang seperti gelombang lautan.' Khudzaifah berkata, 'kamu tidak terkena dampaknya dari fitnah itu ya amirul mukminin, sebab antara kamu dan fitnah itu terdapat pintu tertutup.' Umar bertanya, 'Apakah pintunya dipecahkan atau dibuka? ' Khudzaifah menjawab, 'Bahkan dipecahkan.' Maka Umar berkata, 'kalau begitu tidak ditutup selama-lamanya.' aku menjawab, 'Betul.' Saya bertanya kepada Khudzaifah, 'Apakah Umar mengetahui pintu itu? ' Khudzaifah menjawab, 'Ya, sebagaimana ia mengetahui bahwa setelah esok ada malam, yang demikian itu karena aku menceritakan Hadits kepadanya dengan tanpa kekeliruan, maka kami khawatir untuk menanyakan kepada Umar siapa pintu sebenarnya.' lalu kami perintahkan kepada Masruq untuk bertanya kepada Khudzaifah: (siapakah pintu itu), Khudzaifah menjawab: 'Umar.’ (Sahih Bukhari nomor 6567). 

Fitnah itu terwujud dengan terjadinya perpecahan umat. Perselisihan hebat terjadi di antara umat Muslim lebih-lebih berkaitan dengan siapa yang berhak menjadi pemimpin.  

“Demikianlah ternyata apa yang diisyaratkan Nabi Muhammad SAW itu benar-benar terjadi. Persis setelah terbunuhnya Umar pada tahun 23 H, terjadilah berbagai macam fitnah di tengah masyarakat, di mana penyebab tersebarnya fitnah-fitnah itu adalah terbunuhnya Umar.” (an-Nihayah Fitan wa Ahwal Akhir Az Zaman karya Ibnu Katsir yang juga diterjemahkan Ansori Umar S dan Imron Hasan dalam Huru Hara Hari Kiamat yang diterbitkan Pustaka Al Kautsar pada 2002, halaman 7). 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement