Ahad 23 Apr 2023 08:10 WIB

Angkatan Laut Pertama dalam Sejarah Islam dan Mengapa Umar Tolak Permintaan Muawiyah?

Angkatan Laut pertama di dunia Islam dibentuk pada masa Utsman bin Affan

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi angkatan laut. Angkatan Laut pertama di dunia Islam dibentuk pada masa Utsman bin Affan
Foto:

Mu'awiyah tak bisa berbuat banyak untuk meyakinkan pemimpinnya. Pada November 644 M, Khalifah Umar ditusuk seorang budak Persia kala sedang memimpin shalat subuh. Ia meninggal dunia beberapa hari kemudian. Utsman bin Affan lantas terpilih sebagai penggantinya.

Berbeda dengan Umar, sahabat Nabi SAW yang berjulukan Pemilik Dua Cahaya itu cenderung mempertimbangkan masukan Mu'awiyah. Bagaimanapun, sang khalifah tidak langsung menyetujuinya. Sebab, dengan mengizinkan berarti ia telah menyalahi kebijakan Umar dan merusak janjinya dahulu sewaktu dibaiat.

Maka, Utsman sekadar membolehkan Mu'awiyah untuk membangun serangan via jalur laut secara sukarela. Artinya, pasukan Muslimin tidak sampai diwajibkan untuk mendaftar di angkatan laut, tapi juga tidak akan dihalang-halangi bila berminat mengikutinya. Dengan kebijakannya itu, inisiatif sang gubernur Suriah pun mulai diwujudkan. Inilah armada yang pertama dalam sejarah Islam.

Pembentukan angkatan laut Islam merupakan kabar buruk untuk Bizantium. Sebab, tidak ada celah bagi kekaisaran Kristen itu untuk merebut kembali Mesir kecuali dengan serangan laut. Di daratan, pasukan Muslimin terlalu sukar untuk dikalahkan. Terlebih lagi, tidak sedikit penduduk lokal yang justru memihak Islam.

Dengan keluarnya restu dari Madinah, Mu'awiyah pun memulai kampanye di seluruh Suriah. Ternyata, umat Islam menyambut antusias imbauannya untuk berjihad di lautan. Jumlah simpatisan bahkan melampaui dari yang telah diperkirakan Utsman dan Mu'awiyah sendiri. Mereka tidak hanya datang dari Suriah atau Mesir, tetapi juga suku-suku bangsa Arab di pesisir Yaman, Oman, dan Bahrain.

Dalam waktu yang relatif singkat, armada Islam menjadi kekuatan yang disegani di Mediterania Timur. Markasnya tersebar di kota-kota pelabuhan penting, seperti Tripoli, Beirut, Tyre, Akka, dan Jaffa.

 

Keunggulannya tidak hanya ditopang para prajurit yang siap mengorbankan nyawa di jalan Allah (fii sabilillah). Kekhalifahan juga didukung para ilmuwan yang berkontribusi khususnya dalam bidang astronomi, navigasi, persenjataan, dan teknik perkapalan.  

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement