Kamis 12 Jan 2023 20:47 WIB

Rakyat Langgar Konstitusi Jelas Dihukum, Bagaimana dengan Penguasa? Ini Tuntunan Islam

Islam memberikan tuntunan hadapi para penguasa yang zalim

Rep: Muhyiddin / Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi penguasa. Islam memberikan tuntunan hadapi para penguasa yang zalim
Foto:

Dalam artikelnya yang diterbitkan jurnal Ijtihad, Sukring dan Rustam menjelaskan, jalan terbaik menghadapi penguasa zalim adalah jalan yang telah digariskan Rasulullah SAW.

Bersabar, tidak memberontak, dan bagi orang-orang yang memiliki kemampuan berkewajiban memberikan nasihat secara rahasia. Karena, pemberontakan hanya akan menambah kerusakan dan keburukan.

Kendati demikian, larangan ini tidak berarti bahwa pemerintah diperbolehkan untuk meneruskan kezaliman dan ketidakadilan. 

Islam bukan saja memperbolehkan, bahkan menganjurkan untuk angkat bicara dan mengambil tindakan-tindakan sah untuk melawan ketidakadilan, kejahatan dan tindakan inkostitusional pemerintah, mengutuk serta menekan mereka agar terjadi perbaikan dan reformasi.

Islam juga memerintahkan agar pemerintah layak diganti, jika menolak suara nasihat dan perbaikan. Meski demikian, suksesi dan transisi harus berjalan dengan cara-cara halus, damai, dan dengan proses yang menghindari cara-cara kekerasan, mengucurkan darah, atau pembunuhan. 

Inilah makna sebenarnya dari jihad melawan kezaliman pemerintah. Oleh sebab itu, pembunuhan manusia dengan dalih amar ma’ruf dan nahi munkar selamanya tidak dapat dibenarkan.

Berbicara malawan kesewenang-wenangan para penguasa telah menjadi tanggung jawab kita bersama. Karena merupakan bagian penting dari amar ma’ruf dan nahi munkar. 

Hal ini tidak dilarang, bahkan sebaliknya, orang yang tidak mau melakukannya dianggap berdosa. Bedanya dengan terorisme, Islam memerintahkan pemeluknya untuk menggunakan cara-cara konstitusional, legal, dan demokratis untuk menghasilkan perubahan.

Baca juga: Al-Fatihah Giring Sang Ateis Stijn Ledegen Jadi Mualaf: Islam Agama Paling Murni

Jadi intinya, jika ada pemerintah yang melanggat konstitusi, maka umat Islam juga harus menggunakan cara-cara konstitusional untuk melawannya. Jangan pernah melakukan kekerasan, apalagi sampai membetontak.

Syariat telah mengatur tindakan tegas agar para pemberontak dihentikan. Hal ini sesuai dengan perkataan salah satu istri Nabi Muhammad SAW, riwayat Umu Salamah radhiyallahu anhuma, yaitu: 

"سَتَكُونُ أُمَرَاءُ فَتَعْرِفُونَ وَتُنْكِرُونَ، فَمَنْ عَرَفَ بَرِئَ، وَمَنْ أَنْكَرَ سَلِمَ، وَلَكِنْ مَنْ رَضِيَ وَتَابَعَ" قَالُوا: أَفَلا نُقَاتِلُهُمْ؟ قَالَ: "لا، مَا صَلَّوْا"

 

“Sesungguhnya akan ada banyak pemimpin yang memerintahkan kalian. Kalian mengenal mereka, tapi kemudian mengingkarinya. Barangsiapa yang membencinya, dia akan selamat. Akan tetapi, barangsiapa yang mengikuti dan rela (maka tidak akan terbebas dan selamat). Mereka bertanya “wahai rasulullah bolehkan kami memerangi mereka?” Rasulullah menjawab, “Tidak boleh, sepanjang mereka masih melaksanakan sholat.” (HR Muslim)      

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement