Rabu 24 Apr 2024 22:46 WIB

Kisah Sulit Melaksanakan Haji di Zaman Khalifah Umar Bin Khattab

Ibadah Haji bukan hanya sekadar perjalanan fisik.

Rep: Mgrol150/ Red: Muhammad Hafil
suasana Makkah di masa puncak musim haji tempo dulu
Foto: saudigazette.com
suasana Makkah di masa puncak musim haji tempo dulu

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ibadah Haji bukan hanya sekadar perjalanan fisik, tetapi juga sebuah perjalanan spiritual yang membangkitkan keimanan dan ketakwaan. Salah satu kisah yang menjadi teladan dalam perjalanan haji adalah kisah Haji Umar bin Khattab, yang kemudian menjadi Khalifah kedua Islam.

Dalam perjalanan hajinya, Umar bin Khattab terkenal dengan ketegasan dan kejujurannya yang luar biasa. Ia tidak pernah kompromi dalam menjalankan ibadah, bahkan dalam kondisi sulit sekalipun. Ketika tiba di Mina, tempat menjalankan ibadah wukuf, Umar bin Khattab dengan penuh kesungguhan berdiri di bawah terik matahari, tidak peduli dengan panasnya cuaca yang menyengat. 

Baca Juga

Ia menyatakan, "Aku tidak akan memindahkan diriku dari tempat ini hingga Nabi kita pernah berdiri di sini," kata Umar. Sikapnya yang teguh ini menjadi teladan bagi umat Islam dalam memegang teguh prinsip-prinsip agama, tanpa memandang kesulitan atau kemudahan yang dihadapi.

Allah SWT mengirimkan ayat untuk seluruh hamba-Nya untuk melaksanakan ibadah haji dengan penuh keikhlasan. Jika seseorang dapat menunaikan haji walaupun harus melakukan perjalanan yang jauh. Seperti yang tertulis pada surat Al Hajj ayat 27 yang berbunyi,

وَاَذِّنْ فِى النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوْكَ رِجَالًا وَّعَلٰى كُلِّ ضَامِرٍ يَّأْتِيْنَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيْقٍ ۙ

Artinya : “(Serulah manusia untuk (mengerjakan) haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki dan mengendarai unta kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh.”

Menurut tafsir tahlili Kemenag, bahwa melaksanakan ibadah haji pasti akan memperoleh pahala yang besar dari Allah SWT, jika ibadah itu semata-mata dilaksanakan karena Allah SWT. Yang dinilai adalah niat dan keikhlasan seseorang serta cara-cara melaksanakannya. Sekalipun sulit perjalanan yang ditempuh, tetapi niat mengerjakan haji itu bukan karena Allah maka ia tidak akan memperoleh sesuatu pun dari Allah, bahkan sebaliknya ia akan diazab dengan azab yang sangat pedih karena niatnya itu.

Selain ketegasan, kejujuran Umar bin Khattab juga menjadi sorotan dalam perjalanan hajinya. Ketika tiba di satu titik perjalanan, ia menemukan sebuah bejana berisi harta yang besar. Meskipun tidak ada seorang pun yang melihatnya, Umar bin Khattab dengan tegas menyatakan bahwa ia akan melaporkan temuannya kepada pemiliknya. Sikap jujur dan integritasnya dalam menghadapi godaan harta menjadi contoh yang patut diteladani bagi umat Islam.

Kisah Haji Umar bin Khattab mengajarkan kepada umat Islam tentang arti sejati dari ibadah haji, yaitu kesungguhan, keteguhan, dan kejujuran. Peristiwa-peristiwa dalam perjalanan hajinya menjadi sumber inspirasi bagi umat Islam dalam meniti jalan kebaikan dan ketaatan kepada Allah SWT. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement