REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketenangan hati adalah ciri kepribadian Nabi Muhammad SAW. Dengan hati yang tenang, beliau mampu menampilkan sifat rendah hati dan sikap yang mulia. Setiap kata yang beliau ucapkan selalu sarat dengan kebenaran dan kebijaksanaan. Inilah yang kemudian menjadi contoh bagi umat Islam dalam berbicara.
Nabi Muhammad SAW bahkan memiliki ketenangan hati saat memimpin proses dakwah yang sebegitu sulitnya kala itu. Beliau menghadapi banyak penolakan dan bahkan kekerasan, hingga dilempari batu. Namun tetap teguh dan terus berdakwah di Makkah, dengan tekad yang kokoh dan kesabaran yang luar biasa.
Untuk menghadapi situasi semacam itu, Nabi Muhammad SAW tidak membalas mereka dengan perlakuan yang sama, tapi justru dengan mendoakan mereka. Adapun doa yang beliau ucapkan sebagai berikut:
رب اغفر لقومي فإنهم لا يعلمون
Latin:
Robbigh fir-liqowmii fa innahum laa ya'lamuun
Artinya:
"Ya Rabb, ampuni umatku karena mereka tidak tahu."
Selain itu, Nabi SAW juga mendoakan mereka sebagaimana berikut ini:
لعلَّ الله أن يُخرج من أصلابهم من يعبد الله ولا يُشرك به شيئًا
"Semoga Allah SWT menjadikan mereka orang-orang yang menyembah Allah SWT dan tidak menyekutukan-Nya."
Ketenangan Nabi Muhammad SAW diperoleh karena percaya pada pertolongan Allah SWT. Hal inilah yang kemudian diabadikan dalam Alquran, yakni pada Surat At Taubah ayat 40:
إِلَّا تَنْصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللَّهُ إِذْ أَخْرَجَهُ الَّذِينَ كَفَرُوا ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِي الْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا ۖ فَأَنْزَلَ اللَّهُ سَكِينَتَهُ عَلَيْهِ وَأَيَّدَهُ بِجُنُودٍ لَمْ تَرَوْهَا وَجَعَلَ كَلِمَةَ الَّذِينَ كَفَرُوا السُّفْلَىٰ ۗ وَكَلِمَةُ اللَّهِ هِيَ الْعُلْيَا ۗ وَاللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
"Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya. Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita". Maka Allah menurunkan keterangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Al-Quran menjadikan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana." (QS At-Taubah ayat 40)
Ketenangan Rasulullah SAW juga ditunjukkan pada saat beliau membuat perjanjian damai Hudaibiyah. Saat itu beliau berkata:
إنه ربي وإنه لن يضيعني
"Innahu robbii wa innahu lan yudhii'ani", yang artinya "Sesungguhnya Dia adalah Tuhanku, dan Dia tidak akan menyia-nyiakanku."
Sejatinya, ketenangan adalah hasil ketika seorang Muslim sudah 100 persen yakin pada Penguasa alam semesta. Rasa percaya atau keimanan inilah yang mengarahkan seorang Muslim pada ketenangan di setiap keadaan.
Nabi Muhammad SAW setelah wafat tidak meninggalkan warisan berupa harta benda. Hanya dua hal yang beliau wariskan untuk umatnya, yakni Alquran dan hadits. Dalam banyak kesempatan, Rasulullah kerap mengingatkan kepada umat Muslim agar menjadikan kesenangan dunia sebagai tujuan hidup.
Nabi SAW mengumpamakan kehidupan dunia bagaikan berjalan di hari panas, lalu berhenti sejenak sekadar beristirahat, dan tidak lama lagi tempat itu akan ditinggalkan. Jadi, dengan kata lain, Islam adalah agama yang berlandaskan nilai kesederhanaan yang tinggi, seperti dicontohkan Rasulullah SAW.
Bahkan ketenangan dan kedamaian yang dibawa Nabi Muhammad SAW sempat menjadi perhatian bagi Mahatma Gandhi, tokoh Hindu terkemuka dalam sejarah gerakan kemerdekaan India. Gandhi dikenal sebagai aktivis yang selama ini dalam kegiatan aktivisnya tidak pernah menggunakan kekerasan. Dia juga mengusung gerakan kemerdekaan melalui aksi demonstrasi damai.
Di balik itu, Gandhi ternyata mengagumi Nabi Muhammad SAW. Dia tergugah dan penasaran dengan sosok Nabi Muhammad SAW yang memiliki begitu banyak pengikut. "Saya ingin mengetahui kualitas pria yang menarik hati jutaan orang, tanpa konflik. Saya menjadi sangat yakin bahwa pedang bukanlah alat yang digunakan Islam untuk mencapai kehebatannya," kata Gandi, dilansir laman Islam Online.
Gandhi mengatakan, Islam mencapai kejayaan sejatinya bukan dengan pedang, tetapi dengan kesederhanaan Nabi Muhammad SAW. "Kecuali melalui kesederhanaan Rasulullah dan pengabdian dan ketulusannya kepada para sahabat dan para pengikutnya. Dan keberaniannya dengan keimanan kepada Tuhannya dan kepada risalahnya. Kualitas inilah yang membuka jalan, mengatasi kesulitan, bukan pedang," kata Gandhi.
Sumber: