Muhammad Ridha dalam Sirah Nabawiyah mengutip riwayat dari Malik bin Sha'sha'ah, Rasulullah menceritakan tentang malam saat beliau diisrakan. Kata beliau, "Ketika aku sedang berada di al-Hathim-atau beliau mengatakan di Hijir- sambil berbaring miring, tiba-tiba datanglah seseorang ke padaku."
Selanjutnya, beliau berkata dan aku mendengar dia mengatakan, "Lalu orang itu membedah antara ini dan ini-yang ditafsirkan sebagai dari pangkal tenggorokan sampai tempat tumbuhnya rambut di bawah perut."
Hati Rasulullah pun dikeluarkan. Kemudian, didatangkan kepada beliau bejana dari emas penuh dengan iman. Orang itu membasuh hati Rasulullah, kemudian diisi dan dikembalikan.
Selanjutnya, didatangkan kepada beliau seekor kendaraan yang lebih kecil dari bighaldan lebih besar dari keledai berwarna putih. Kendaraan itu kerap disebut sebagai buraq. Itulah yang mengantar Rasulullah ke Baitul Maqdis untuk ke mudian pergi ke Sidratul Muntaha.
Rasulullah SAW memberi tahu orang-orang tentang apa yang beliau lihat dan alami selama perjalanan. Rasulullah menceritakan tentang perjalanan Isranya kepada sejumlah orang Quraisy. Mereka benar-benar tidak percaya terjadinya peristiwa itu. Sebagian mereka bertepuk tangan dan sebagian lainnya meletakkan tangan di kepala. Ada juga riwayat yang mengatakan murtadnya beberapa Muslim karena kisah tersebut.
Salah satu tokoh kaum Quraisy, Muth'im bin Adi, berkata,"Sesungguhnya urusanmu sebelum hari ini aku anggap kecil, kecuali urusanmu pada hari ini. Ini benar-benar bukti bahwa engkau memang berdusta. Kami biasa mengendarai unta ke Baitul Maqdis, berangkat satu bulan dan pulangnya satu bulan. Benarkah engkau mengaku telah datang ke sana dalam satu malam saja? Demi Lata dan `Uzza, aku sama sekali tidak percaya kepadamu dan kepada apa pun yang engkau katakan."