REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Islam sebagai agama yang sempurna memberikan panduan hidup yang lengkap bagi umatnya. Alquran dan hadis menjadi pedoman utama dalam menilai mana perbuatan yang halal (diperbolehkan) dan haram (dilarang).
Setiap Muslim yang melakukan perbuatan terlarang dalam Islam tidak hanya melanggar hukum syariat, tetapi juga akan menghadapi konsekuensi dari Allah SWT. Salah satu konsekuensinya adalah Allah menghapuskan setiap amalan yang sudah dikerjakan.
Berikut beberapa perbuatan yang bisa membuat terhapusnya amalan seorang Muslim.
Pertama, musyrik
Allah SWT dengan tegas menyatakan bahwa syirik adalah dosa yang sangat besar dan tidak diampuni jika pelakunya meninggal dalam keadaan tidak bertaubat.
Dalam Surah Az-Zumar ayat 65, Allah berfirman:
وَلَقَدْ اُوْحِيَ اِلَيْكَ وَاِلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكَۚ لَىِٕنْ اَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُوْنَنَّ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ
Sungguh, telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. Sungguh, jika engkau mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah engkau termasuk orang yang rugi. (QS. Az-Zumar: 65).
Begitupun dalam ayat lain, yang berbunyi:
وَلَوْ أَشْرَكُوا۟ لَحَبِطَ عَنْهُم مَّا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ
Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan. (QS. Al-An’am: 88).
Kedua, murtad
Murtad merupakan tindakan yang sangat serius dalam Islam dengan konsekuensi yang sangat berat, termasuk penghapusan amalan baik yang telah dilakukan selama menjadi Muslim.
Hal ini didasarkan pada prinsip bahwa iman adalah fondasi dari semua amalan dalam Islam. Tanpa iman, amalan-amalan tersebut menjadi tidak berarti di hadapan Allah. Namun, Islam juga memberikan ruang bagi taubat, dan Allah SWT adalah Maha Pengampun bagi mereka yang kembali dengan taubat yang benar.
Allah ta’ala berfirman:
وَمَن يَرْتَدِدْ مِنكُمْ عَن دِينِهِۦ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُو۟لَٰٓئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَٰلُهُمْ فِى ٱلدُّنْيَا وَٱلْءَاخِرَةِ ۖ وَأُو۟لَٰٓئِكَ أَصْحَٰبُ ٱلنَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَٰلِدُونَ
Barangsiapa di antara kalian yang murtad dari agamanya kemudian mati dalam keadaan kafir, maka mereka itulah orang-orang yang terhapus amalannya di dunia dan akhirat. Dan mereka itulah penghuni neraka. Mereka kekal berada di dalamnya. (QS. Al-Baqarah: 217).
Ayat ini menunjukkan bahwa murtad mengakibatkan amal-amal baik yang telah dilakukan menjadi sia-sia.
Ketiga, memelihara anjing
Memelihara anjing tanpa alasan yang sah dapat mengurangi pahala seseorang. Pengurangan pahala ini mencerminkan pentingnya mematuhi aturan agama dan menjaga kebersihan dalam Islam.
Pahala dalam konteks ini dapat dipahami sebagai ganjaran dari Allah atas perbuatan baik yang dilakukan oleh seorang Muslim. Oleh karena itu, tindakan yang mengurangi pahala dianggap merugikan secara spiritual.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
من أمسك كلبا فإنه ينقص كل يوم من عمله قيراط إلا كلب حرث أو ماشية
Barangsiapa memelihara anjing, maka amalan sholehnya akan berkurang setiap harinya sebesar satu qirath (satu qirath adalah sebesar gunung uhud), selain anjing untuk menjaga tanaman atau hewan ternak.
Keempat...Lihat halaman berikutnya >>>