Pendiri Dinasti Mughal adalah Zahirud din Muhammad bin Omar Syekh alias Sultan Babur. Saat pertama kali menaklukkan Hindustan (India), komunitas Muslim adalah minoritas, sedangkan mayoritasnya memeluk Hindu. Sebagai informasi, Islam tersebar di Anak Benua India antara lain berkat dakwah para sufi dan kaum pedagang asal Arab Selatan.
Fisher menjelaskan, Sultan Babur tidak menganggap kaum Hindu sebagai musuh. Bagi sang penakluk itu, status mereka dapat disetarakan dengan ahl al-kitab, yakni kaum Kristen dan Yahudi. Oleh karena itu, mereka dilindungi dan berhak mengadakan pemerintahan otonom sembari setia membayar pajak jizyah.
Posisi sosial kaum itu juga naik lantaran beberapa keturunan Sultan Babur memperistri kalangan rajput yang beragama Hindu. Sepeninggalan Babur, para penguasa Mughal justru lebih longgar dalam memberlakukan aturan. Sebagai contoh, negara tidak lagi menarik jizyah dari rakyatnya yang non-Muslim.
Pemimpin berikutnya yang terkenal akan sikap tolerannya adalah Abul Fatah Jalaluddin Muhammad alias Sultan Akbar. Selama 50 tahun dia berkuasa, wilayah Kerajaan Mughal meliputi hampir seluruh Anak Benua India. Sultan Akbar mengenal betul karakteristik masyarakat India yang berbineka.