Rabu 22 Sep 2021 09:35 WIB

Beda Akal Orang Taat dan Pelaku Maksiat

Maksiat memberikan pengaruh khusus pada akal.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Muhammad Hafil
Beda Akal Orang taat dan Pelaku Maksiat. Foto:   Amalan terhindari dari perbuatan maksiat. Ilustrasi
Foto:

Maksiat mengakibatkan berkurangnya fungsi akal manusia dalam menjalani kehidupan. 

Jikalau persamaan dalam hal kekurangan akal antara pelaku maksiat dan orang gila tersebut jelas, jika memang demikian faktanya, maka tentu akan tampak keunggulan orang yang taat atas pelaku maksiat. Namun, amat disayangkan bahwa bencana ini merata dan kegilaan itu beraneka ragam bentuknya. 

Apabila akal manusia itu waras, pasti dia mengetahui bahwasanya jalan untuk mendapat kelezatan, kegembiraan, kebahagiaan, dan kehidupan yang baik ialah dengan ridha (tunduk) kepada Dzat yang seluruh kenikmatan berada pada ridha-Nya. 

Sebaliknya, seluruh kepedihan dan adzab terdapat pada kemarahan dan kemurkaan-Nya. Di dalam ridha-Nya terdapat kesejukan pandangan, kegembiraan jiwa, kehidupan hati, kelezatan rohani, baik dan lezatnya kehidupan, serta sebaik-sebaik nikmat, yang sekiranya sebesar atom darinya ditimbang dengan nikmat-nikmat dunia tentulah tetap tidak sebanding. Bahkan, sekiranya hati mendapat bagian yang paling kecil dari hal itu, tentulah ia tidak akan ridha untuk menggantikannya dengan dunia dan segala isinya. 

Ditambah lagi, pelaku merasa nikmat dengan bagiannya di dunia. Rasa nikmat yang dirasakannya itu jauh lebih besar dibandingkan kenikmatan orang-orang yang hidup bermewah-mewah di dunia. Rasa nikmat tersebut tidak tercemari sedikit pun dengan perkara-perkara yang mencemari orang yang hidup dalam kemewahan baik berupa kegundahan, kegelisahan, kesedihan, halangan, maupun rintangan. Ia telah mendapatkan dua kenikmatan, namun masih menunggu dua kenikmatan lain yang lebih besar. Meski demikian, terkadang dalam fase ini dia pun mengalami sejumlah rasa sakit. Hal ini sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah Subhanahu wa Ta'ala

إِن تَكُونُوا۟ تَأْلَمُونَ فَإِنَّهُمْ يَأْلَمُونَ كَمَا تَأْلَمُونَ ۖ وَتَرْجُونَ مِنَ ٱللَّهِ مَا لَا يَرْجُونَ

"... Jika kamu menderita kesakitan, maka ketahuilah mereka pun menderita kesakitan (pula), sebagaimana kamu rasakan, sedang kamu masih dapat mengharapkan dari Allah apa yang tidak dapat mereka harapkan ...." (QS. An-Nisa ayat 104) 

La ilaha illallah. Betapa kurangnya akal seorang yang menjual permata dan minyak wangi dengan pengganti kotoran yang buruk, menggantikan persahabatan dengan orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala, yaitu dari kalangan para Nabi, para shiddiqin (orang-orang yang teguh kepercayaannya dengan kebenaran Rasul), Para syuhada (orang-orang yang mati syahid), dan orang-orang shalih, dengan persahabatan orang-orang yang dimurkai dan dilaknat Allah, padahal Dia telah menyediakan Neraka Jahannam untuk mereka. Sungguh, Neraka adalah seburuk-buruk tempat kembali. 

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement