Külliye menjadi model pengembangan kota oleh pemerintahan Turki Usmani. Guna menghidupkan kawasan yang sepi atau tak berpenghuni, penguasa Usmani mendirikan külliye sebagai magnet untuk menggerakkan aktivitas masyarakat.
Ini terjadi di wilayah Karapinar di Konya. Setelah Sultan Selim II (1512-1520) membangun külliye di sana, kawasan itu kembali menunjukkan tanda-tanda kehidupan, dan bahkan berkembang menjadi sebuah kota, yang belakangan dikenal dengan nama Sultaniye.
Praktik külliye juga “diekspor” ke daerah kekuasaan Turki Usmani yang berada di luar Turki. Kawasan Tatarpazarcik, Bulgaria, umpamanya, tumbuh sebagai salah satu pusat perdagangan di Eropa Tenggara dengan dibangunnya külliye di sana oleh Minnet Bey, penguasa yang ditunjuk oleh sultan Usmani untuk mengelola kawasan itu.
Perkembangan serupa terjadi di Bosnia. Isa Bey, seorang pejabat Turki Usmani, pada pertengahan abad ke-15 mendirikan külliye di salah satu kawasan di sana. Kawasan itu berkembang pesat, dan kemudian berubah menjadi sebuah kota yang masih ada hingga kini: Sarajevo.
Sumber: Majalah SM Edisi 20 Tahun 2017