Dalam perkembangannya, külliye bertransformasi menjadi ruang publik favorit warga kota. Külliye menjadi penggerak aktivitas sosial dan ekonomi penduduk dan memacu kemakmuran kota-kota besar Usmani seperti Istanbul, Bursa, Edirne, dan Konya.
Pembeli dan penjual bertemu dan bertransaksi di külliye, sementara para penguasa Usmani mendapatkan pemasukan dari berbagai sumber di külliye. Külliye juga melahirkan bidang pekerjaan yang baru karena memeliharanya membutuhkan banyak tenaga.
Muncullah sistem pembagian kerja di dalam külliye. Külliye dipimpin oleh seorang kepala administratif.
Guru agama dan pelajaran umum, khususnya kedokteran, bertugas mengajar para siswa. Selain mereka ada koki dan pelayan yang diperlukan untuk memastikan ketersediaan makanan para penghuni külliye, serta untuk mereka yang membutuhkan, seperti musafir dan warga kurang mampu.
Ada pula sejumlah penjaga bangunan, tenaga kebersihan, hingga penggali kuburan. Bantuan untuk merawat dan mengembangkan külliye datang dari sejumlah pihak, baik penguasa maupun rakyat biasa, sehingga melahirkan rasa memiliki pada külliye.