REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Reginald Bosworth Smith dan W Montgomery Watt, dua orientalis terkemuka asal Inggris, menunjukkan kekaguman mereka kepada Nabi Muhammad SAW dalam karyanya.
Bosworth Smith, dalam tulisannya, menggambarkan Nabi Muhammad sebagai seorang pemimpin yang luar biasa, seseorang yang memimpin dengan bijaksana dan memperjuangkan keadilan.
Sedangkan, Watt menyoroti kecerdasan, integritas, dan pengaruh Nabi dalam membentuk masyarakat di masa awal Islam.
Kedua orientalis ini mengakui kontribusi besar Nabi Muhammad SAW dalam sejarah dan menyampaikan kekaguman mereka terhadap kepemimpinan dan karakter beliau SAW yang luar biasa.
William Montgomery Watt merupakan orientalis Skotlandia, sejarawan, akademisi, dan pendeta Anglikan.
Dari 1964 hingga 1979, ia adalah Guru Besar Studi Arab dan Islam di Universitas Edinburgh. William Montgomery Watt menulis buku biografi yang lengkap tentang Nabi Muhammad. Ada dua buku yaitu "Muhammad at Mecca" (1953) dan "Muhammad at Medina" (1956).
Montgomery menyatakan, Nabi Muhammad SAW adalah pria yang menanggung segala kesulitan demi imannya. Nabi SAW adalah tokoh dengan pribadi dan perilaku yang luhur bagi orang-orang yang percaya padanya, mengikutinya dan menganggapnya sebagai tuan dan pemimpin mereka.
"Kehebatan atas apa yang telah dicapainya, semua itu menunjukkan keadilan dan integritas yang melekat padanya (Nabi Muhammad)," kata Montgomery, dikutip dari Islam Online.
Dia juga menyangkal adanya kesimpulan keliru yang selama ini ada tentang Nabi Muhammad. Dia mengatakan, pandangan bahwa Nabi Muhammad lebih banyak menimbulkan masalah dan tidak menyelesaikannya, hanya asumsi.
"Karena memang tidak ada pribadi seperti Muhammad yang muncul dari tokoh-tokoh besar dalam sejarah Barat yang belum menerima apresiasi yang pantas untuknya," kata Montgomery.
Sementara itu, Bosworth Smith menyatakan, Nabi Muhammad adalah seorang pemimpin politik dan seorang pemimpin agama pada saat yang sama. Posisi Muhammad sebagai pemimpin agama dan politik tidak membuat dirinya sombong.
"Namun, dia tidak sombong, dan juga tidak memiliki legiun seperti para kaisar. Dia tidak memiliki pasukan bersenjata, pengawal pribadi, istana yang dibangun dengan baik, atau pendapatan tetap. Jika ada yang bisa mengatakan bahwa ada seseorang yang memerintah dengan kekuatan ilahi, maka dia adalah Muhammad, karena dia mampu merebut tampuk kekuasaan tanpa memiliki alatnya dan tanpa dukungan keluarga," kata Smith.