Direktur jenderal perpustakaan tersebut, Bandar Al-Mubarak, mengatakan ada sekitar 8.000 manuskrip asli dalam koleksi mereka dan manuskrip tersebut telah diubah dalam bentuk digital. Perpustakaan ini telah membeli sebagian besar miniatur dan manuskrip yang dimilikinya, yang belum disumbangkan, dan memiliki kriteria tertentu saat memperoleh manuskrip.
Miniatur dan manuskrip itu bersifat langka, kuno, berisi karya seni yang sangat indah dan memiliki kekhasan yang membedakannya.
"Perpustakaan ini merawat dengan baik manuskrip yang dimilikinya. Kami memiliki beberapa yang paling langka di dunia. Naskah tertua adalah Al-Nawader fe Al-Lugha (Cerita Bahasa), yang berasal dari tahun 377 Hijriah (987 M). Naskah kami mencakup berbagai mata pelajaran, termasuk kedokteran, Alquran dan bahasa, dan topik penting dalam sejarah Arab dan Islam seperti menunggang kuda dan banyak lagi," kata Al-Mubarak kepada Arab News, dilansir Ahad (28/2).
Untuk mencegah kerusakan, miniatur, manuskrip, dan buku-buku kuno disterilkan setiap tahunnya. Mereka disimpan di ruangan khusus yang dingin dan gelap untuk mencegah kerusakan akibat serangga dan bakteri. Keduanya dapat merusak kertas dan bahkan kulit binatang yang digunakan pada beberapa manuskrip.
Perpustakaan King Abdulaziz juga memiliki cara khusus untuk menyimpan buku-buku berharga, terutama yang halus, dengan meletakkannya secara horizontal di rak alih-alih menyimpannya secara vertikal. Hal ini digunakan mirip dengan cara perpustakaan di era Islam awal dulu menyimpannya.