Selasa 01 Dec 2020 17:44 WIB

Ada Hadits Nabi SAW Bolehkan Caci Maki, Benarkah?  

Ada kalangan yang jadikan hadits Nabi SAW landasan berkata kotor

Ada kalangan yang jadikan hadits Nabi SAW landasan berkata kotor  Rasulullah SAW (ilustrasi)
Foto:

Oleh : Ustadz Yendri Junaidi Lc MA, dosen di STIT Diniyyah Puteri Padang Panjang, alumni Al-Azhar Mesir

Dalam riwayat Imam Ahmad, Sayyidah Aisyah berkata: 

السام عليكم يا إخوان القردة والخنازير ولعنة الله وغضبه “Kebinasaan untuk kalian wahai saudara kera dan babi, dan kutukan serta murka Allah.”

Mendengar hal itu, Rasulullah ﷺ bersabda: “Tahan wahai Aisyah. Engkau mesti bersikap lembut. Jangan bersikap kasar atau berkata kotor.” Aisyah berkata, “Ya Rasulullah, tidakkah engkau dengar apa kata mereka tadi?” Rasul bersabda: “Tidakkah engkau dengar juga apa balasanku pada mereka? Aku sudah katakan, “wa ‘alaikum…” (artinya: dan untuk kalian juga, tapi Nabi tidak mau mengatakan kata-kata yang kotor itu, dan mencukupkan saja dengan kata: wa ‘alaikum).

Setelah itu Rasul memberikan nasehat yang sangat berharga kepada isteri tercintanya: 

يا عائشة، لم يدخل الرفق في شيء إلا زانه، ولم ينزع من شيء إلا شانه “Hai Aisyah, tidaklah kelemah-lembutan ada pada sesuatu kecuali sesuatu itu akan terlihat indah, dan tidaklah ia dicabut dari sesuatu kecuali sesuatu itu akan jadi buruk.”

Jangankan untuk membalas orang-orang yang berkata kotor kepadanya, untuk mengajarkan ilmu pun Rasulullah sangat menjaga lisannya, karena beliau memang seorang yang sangat pemalu.

photo
Alquran dan Dzikir (ILustrasi) - ()

Suatu ketika ada seorang wanita Anshar datang menemui Nabi dan bertanya, “Bagaimana caranya aku mandi (bersuci) setelah haid?” Nabi bersabda: “Ambil secarik kain yang wangi lalu berwudhuklah tiga kali.” Wanita itu tampaknya belum paham, karena keterangan Nabi sangat global. Tapi Nabi malu untuk melanjutkan dan merincikannya lebih jauh. Sayyidah Aisyah yang melihat hal itu segera menarik tangan wanita itu dan mengajaknya ke belakang lalu diterangkannya bagaimana cara bersuci setelah haidh.

Dalam banyak hadits juga dijelaskan bahwa ketika Nabi ingin mengingkari perbuatan salah dari sahabatnya, ia akan naik mimbar dan berpidato lalu berkata: 

ما بال أقوام يفعلون كذا وكذا “Kenapa ada orang yang melakukan begini dan begini…” tanpa menyebutkan sosok yang beliau maksud.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad dan Bukhari dalam Adab Mufrad, Rasulullah ﷺ bersabda:

 

ليس المؤمن بالطعان ولا اللعان ولا الفاحش ولا البذيء Seorang mukmin bukanlah orang yang suka menuduh, mengutuk, berkata kotor dan kasar.” 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement