Rabu 23 Sep 2020 05:15 WIB

Perpustakaan, Simbol Tradisi Membaca dalam Islam

Perpustakaan pertama dalam Islam dapat dijumpai pada masa kekhalifahan Bani Umayyah.

Perpustakaan, Simbol Tradisi Membaca dalam Islam. Ilustrasi
Foto:

Perpustakaan Baitul Hikmah di Baghdad, didirikan oleh Harun Ar-Rasyid dan mencapai kemajuan pada masa Al-Makmun. Perpustakaan ini lebih menyerupai sebuah universitas yang di dalamnya banyak terdapat buku.

Sebagaimana fungsi perpustakaan pada umumnya, di perpustakaan ini orang-orang berkumpul untuk berdiskusi, muthala’ah dan menyalin buku. Di situ terdapat penyalin dan penerjemah buku-buku yang diperoleh Ar-Rasyid dan Al-Makmun dalam penaklukan atas Ankara, Amuria, dan Cyprus.

Ibnu Nadim bercerita telah terjadi surat-menyurat (korespondensi) antara Al-Makmun dan raja Romawi yang pernah dikalahkan dalam peperangan. Di antara syarat perdamaiannya, salah satunya adalah agar raja Romawi memperbolehkan buku-bukunya diterjemahkan oleh para ulama yang dikirim Al-Makmun. Al-Makmun memandang bahwa harga kemenangannya tidak lebih mahal dari buku-buku ilmu pengetahuan yang diwariskannya kepada putera-putera umat dan negerinya.

Perpustakaan Khalifah Dinasti Fatimiyah di Kairo, merupakan perpustakaan umum yang paling terkenal. Perpustakaan ini berisi mushaf-mushaf dan buku-buku yang sangat berharga. Jumlah koleksinya mencapai dua juta eksemplar.

Perpustakaan Darul Hikmah di Kairo, didirikan oleh Al-Hakim Biamrillah. Mulai dibuka pada 10 Jumadil Akhir tahun 395 Hijriyah. Koleksinya berupa buku-buku yang dikoleksi oleh raja sendiri. Perpustakaan ini punya 40 lemari, bahkan ada salah satu lemari yang memuat 18 ribu buku tentang ilmu-ilmu warisan Mesir Kuno.

Di Kordova terdapat perpustakaan Al-Hikmah. Perpustakaan ini merupakan perpustakaan yang sangat luas dan besar untuk ukuran di zamannya.

Koleksi bukunya mencapai 400 ribu buah. Katalog-katalog buku di perpustakaan ini sangat teratur dan teliti, sehingga sebuah katalog khusus diwan-diwan syi’ir yang ada di perpustakaan ini mencapai 44 bagian, selain itu terdapat juga para penyalin buku dan penjilid-penjilid buku yang mahir.

Perpustakaan Bani Ammar di Tripoli, merupakan salah satu lambang keagungan dan kebesaran. Terdapat 180 penyalin yang menyalin buku-buku, mereka bekerja secara bergiliran siang dan malam supaya penyalinannya tidak terhenti. Begitu gemarnya Bani Ammar mengoleksi buku-buku langka dan baru, sehingga mereka mempekerjakan orang-orang pandai dan pedagang-pedagang untuk menjelajah negeri-negeri dan mengumpulkan buku-buku bermutu dari wilayah asing. Jumlah koleksinya kurang lebih satu juta buah.

 

 

sumber : Suara Muhammadiyah
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement