Sabtu 04 Jul 2020 04:50 WIB

7 Golongan yang Mendapat Naungan Allah di Hari Kiamat

Pada hari kiamat matahari akan benar-benar dekat dengan manusia.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
7 Golongan yang Mendapat Naungan Allah di Hari Kiamat
Foto:

Golongan keempat, dua orang yang saling mencintai karena Allah, keduanya bertemu karena Allah dan berpisah karena Allah. Maksudnya adalah mereka yang berteman karena Allah. 

Seorang teman yang dipilihnya karena sama-sama di jalan Allah, dan tidak melihat seperti apa rupa orang tersebut, apa yang dikenakan temannya, tidak pula memandang hartanya, dan tidak memandang asalnya bahkan warna kulitnya. Sebuah pertemanan yang lahir karena iman kepada Allah SWT.

"Mereka yang memiliki cinta timbal balik demi Kemuliaan-Ku akan memiliki pilar cahaya dan akan iri oleh para nabi dan martir." (Sahih, dikumpulkan di Sunan at-Tirmizi dan Musnad Ahmad).

Golongan kelima, seorang laki-laki yang menolak diajak berzina oleh perempuan cantik dan berpangkat tinggi. Laki-laki itu mengatakan: 'Aku takut pada Allah'. Nabi Muhammad saw memperingatkan secara khusus kepada umatnya agar tidak terjerumus dalam godaan perempuan. 

Nabi bersabda, “Dunia ini manis dan hijau dan sesungguhnya Allah akan mengangkatmu sebagai penerusnya untuk melihat bagaimana kamu bertindak. Jadi hindari godaan wanita: sesungguhnya cobaan pertama untuk Bani Israil disebabkan oleh wanita." (HR. Abu Sa'eed al-Khudree dan dikumpulkan di Sahih Muslim)

Benteng paling kukuh untuk melindungi diri dari godaan tersebut adalah hidup dengan rasa takut kepada Allah. Sebagaimana Firman Allah dalam Al-Qur'an: "Dan bagi orang yang takut berdiri di hadapan Tuhannya dan menahan diri dari keinginan jahat, sesungguhnya Firdaus (surga) akan menjadi tempat tinggalnya." (QS. An-Naazi'aat 79: 40-41) 

Golongan keenam, seseorang yang beramal dan menyembunyikannya, sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang disedekahkan tangan kanannya. Maksudnya adalah sedekah yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi untuk menghindari ar-Riyaa. Ar-Riyaa merupakan perbuatan yang dilakukan semata-mata untuk mendapatkan pujian dan pengakuan dari orang lain.

Perbuatan ini justru menghancurkan amal sedekah tersebut. Namun sifat manusia yang selalu ingin dipuji dan diakui orang lain menjadikannya istimewa apabila ada yang beramal namun benar-benar melakukannya dengan sembunyi.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement