REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Di antara penamaan akhirat adalah hari pembalasan. Pada hari itu kelak, setiap manusia akan menghadapi perhitungan atas segala yang dilakukan selama hidup di dunia.
Alquran dalam berbagai suratnya, memberikan gambaran tentang hari pembalasan tersebut, yaitu di antaranya:
Pertama, setiap manusia akan maju sendiri-sendiri di hadapan pengadilan Allah Yang Maha adil, untuk mempertanggungjawabkan ucapan dan perbuatannya. Tidak akan ditemani siapapun, walaupun ia orang terdekatnya sekalipun.
Setiap manusia pada pengadilan akhirat nanti, tidak akan bisa menyewa pengacara, tidak pula didampingi keluarga, sanak saudara ataupun siapapun jua.
Tak satupun di antara mereka yang dapat menolong kita sebagaimana halnya saat hidup di dunia. Setiap kita akan maju sendiri-sendiri di hadapan pengadilan Allah yang Maha Adil, untuk mempertanggungjawabkan ucapan dan perbuatan kita.
وَكُلُّهُمْ آتِيهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَرْدًا Artinya: “Pada hari kiamat, setiap orang dari mereka akan datang kepada Allah sendiri-sendiri.” (QS Maryam [19]: 95).
Kedua, saat itu, mulut kita akan dibungkam dan dikunci rapat. Jikalau pada pengadilan dunia, lisan kita bisa berbicara, bersilat lidah, berkelit atau bahkan bisa berdusta, maka pada pengadilan akhirat nanti mulut ini akan terdiam, kelu dan tak bisa berucap, kendati hanya sepatah kata. Sebaliknya seluruh anggota tubuh kita dipersilahkan untuk bersaksi. Mata, telinga, tangan, kaki, bahkan kulit, semuanya berbicara membeberkan dan membuka apa yang pernah kita lakukan di dunia. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
“الْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلَى أَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَا أَيْدِيهِمْ وَتَشْهَدُ أَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ”.
Artinya: “Pada hari ini, Kami kunci mulut-mulut mereka, dan yang akan berbicara adalah tangan-tangan mereka, dan yang akan bersaksi adalah kaki-kaki mereka terhadap apa yang mereka kerjakan (dulu di dunia)”. QS. Yasin (36): 65.
Bahkan bumi tempat kita berpijak pun tidak ketinggalan untuk melaporkan kepada Allah jalla wa ‘ala tentang apa yang kita lakukan di atasnya.
“يَوْمَئِذٍ تُحَدِّثُ أَخْبَارَهَا . بِأَنَّ رَبَّكَ أَوْحَى لَهَا”.
Artinya: “Pada hari itu bumi menyampaikan beritanya. Karena sesungguhnya Rabbmu telah memerintahkan (yang demikian itu) padanya.” (QS Az-Zalzalah (99): 4-5).
Ketiga, keadilan hari itu akan dijunjung tinggi dan timbangan akan ditegakkan dengan sangat akurat. Tidak ada yang dapat berkelit, menyogok ataupun merubah keputusannya. Karena yang bertindak sebagai hakim di padang mahsyar nanti adalah Allah subhanahu wa ta’ala sendiri, Pencipta manusia dan alam semesta ini.
Tidak akan ada lagi sogok menyogok, beking membeking, kongkalikong maupun pasal-pasal karet, yang dapat ditafsirkan semau sendiri. Semuanya tunduk dan bertekuk lutut di hadapan kekuasaan dan keperkasaan Allah SWT.