Selasa 16 Jan 2024 20:48 WIB

Petualang Asal Palestina Ini Kelilingi Dunia 20 Tahun, Ungkap 14 Iklim di Wilayah Islam

Palestina dikenal juga sebagai salah satu pusat peradaban Islam

Ilustrasi petualang. Palestina dikenal juga sebagai salah satu pusat peradaban Islam
Foto:

Semua yang ia tulis adalah buah dari observasinya, dan deskripsinya tentang tata krama dan adat istiadat berbagai negara. Semua ini menunjukkan hal tersebut berasal dari pemikiran yang tajam dan jeli. Semuanya didasarkan pada pengetahuan yang dalam.”

Secara teknis, Ahsan at-Taqasim, merupakan buku Arab pertama mengenai geografi yang membuat peta dengan warna natural. Buku ini ditulis berdasarkan observasinya terhadap populasi, tata krama, dan kehidupan ekonomi penduduk di negara-negara Islam yang ia datangi dalam perjalanan selama 20 tahun. Dalam buku ini, al-Muqaddasi memberi pandangan yang menyeluruh dan dalam terhadap daerah-daerah yang ia kunjungi.

Al-Muqaddasi membagi dunia Islam menjadi 14 iklim. Ia menguraikan setiap daerah secara terpisah. Ia menyebutkan satu persatu daerah dan memberikan deskripsi yang cukup pada setiap daerah, terutama daerah pusat urban.

Setelah itu, ia masuk ke subjek yang lain, yatu populasi, perbedaan etnik, kelompok sosial, perdagangan, sumber mineral, monumen arkeologi, peredaran mata uang, dan lain-lain. Ia juga menulis tentang lingkungan politik daerah tersebut. Pendekatan ini sangat kontras dengan pendahulunya yang cenderung kurang mendalam.

Buku Ahsan at-Taqsim sangat lekat dengan nilai-nilai sosial, urban, dan catatan geografi di akhir abad ke-10. Di sini, al-Muqaddasi mencatat observasinya mengenai topografi, iklim, arsitektur, vegetasi, bahasa, agama, dan budaya negara yang ia kunjungi. Buku ini seolah membicarakan tentang seorang pria yang menarik dan melihat dunianya melalui bingkai acuan yang ia dapat dari keyakinan agamanya yang dalam.

Baca juga: Golongan yang Gemar Membaca Alquran, Tetapi Justru tidak Mendapat Syafaatnya

Anda harus tahu bahwa sekolah-sekolah dan menteri negara sudah pernah menulis subjek ini, namun sangat membingungkan. Kenyataannya, kebanyakan dari mereka hanya mendengar desas-desus. Sedangkan kami, tak ada negara yang tidak kami masuki, bahkan hal paling kecil yang berada di luar pengetahuan kami,” tulis al-Muqaddasi.

 

Dalam buku ini, al-Muqaddasi menggambarkan dirinya sebagai seorang yang keras, pintar, cakap, dan mempunyai banyak informasi. Tak ada raja perpustakaan yang tidak kuuji ketekunannya, tidak ada sekte yang tidak kupelajari tulisannya, tidak ada pertapa yang tidak kujadikan teman, tidak ada pendeta di negara manapun yang tidak kudatangi majelisnya. Dengan jalan ini aku menemukan pengetahuan yang benar atas apa yang kucari dalam subjek ini,” begitu al-Muqaddasi bercerita dalam Ahsan al-Taqsim. 

photo
Pejuang Perempuan Palestina - (Republika)

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement