REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Tanah Palestina tidak hanya dikenal sebagai bumi kelahiran para mujahid dan syuhada, tetapi juga telah melahirkan cendekiawan ulung yang berkontribusi besar dalam pengembangan ilmu pengetahuan, tidak hanya untuk peradaban Islam tetapi juga dunia.
Palestina tidak hanya melahirkan tokoh sekaliber Imam Syafii, tetapi juga salah satu dari sekian banyak kontribusi Palestina itu muncul dari kiprah al-Muqaddasi, yang kemudian dikenal sebagai pakar geografi terkemuka di dunia Islam.
Pada akhir abad ke-10, pria yang berasal dari al-Quds (Yerusalem) ini telah melanglang ke seluruh dunia Islam. Ia menciptakan suatu karya paling orisinal dalam ilmu geografi Arab.
Ilmuwan lain dari Palestina adalah Shihab al-Din Ahmad Ibnu al-Ha'im. Ia ahli matematika yang lahir di Kairo dan menghabiskan hidupnya di al-Quds. Ia juga dikenal sebagai Ibnu al-Ha'im al-Maqdisi.
Meski mahir pula di bidang hukum dan teologi, ia paling dikenal sebagai ahli matematika dan penulis beberapa risalah matematika seperti Al-Wasila fi'l-Hisab, dan A-Nuzha fi Sharh Musdhidat al-Talib. Risalah-risalah ini masih dipakai dan dipelajari oleh ilmuwan dan sejarawan hingga saat ini.
Dalam karya-karya ilmiahnya, Ibnu al-Ha'im menunjukkan minat khusus pada cabang praktis matematika yang banyak dipakai oleh masyarakat Islam, seperti kalkulasi (hisab al-fara'idh). Karena itulah dia dikenal sebagai Ibnu al-Ha'im al-Faradhi.
Kaum wanita Palestina, seperti kebanyakan wanita Muslim di kawasan lain di dunia Islam klasik, tak hanya menghabiskan waktu mereka untuk mengurung diri dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Mereka juga pintar menulis, membuat syair, dan bahkan menjadi penulis kaligrafi Alquran, yang merupakan pekerjaan bergengsi.
Salah satu dari mereka adalah Zainab binti Ahmad binti Abderrahim al-Maqdisiya. Ia yang juga dikenal sebagai Binti al-Kamal adalah wanita yang sangat saleh dan mengetahui banyak hal tentang agama, hadis, dan ilmu Alquran.
Ia lahir pada 646 Hijriah (1248 M) dan wafat pada 740 H (1339 M). Satu dari sekian banyak peninggalannya (di samping banyaknya nama Zainab di dalam buku-buku sejarah) adalah salinan kaligrafi Alquran yang dibuatnya pada 731 H (1330 M) di atas kertas dengan tinta hitam.
Baca juga: Golongan yang Gemar Membaca Alquran, Tetapi Justru tidak Mendapat Syafaatnya
Kaligrafi itu dihias dengan warna-warna dan permainan cahaya. Pada sampulnya yang terbuat dari kulit, dihiasi stempel timbul. Manuskrip ini sangatlah langka, apalagi manuskrip ini ditulis oleh penulis kaligrafi perempuan.
Kontribusi Palestina terhadap budaya Arab modern sangat banyak dan bervariasi sehingga sulit ditaksir jumlahnya. Di samping penyair (seperti Mahud Darwish dan Samih al-Qasim), ada pula novelis, pelukis, sutradara, jurnalis, peneliti, dan masih banyak lagi orang-orang kreatif di bidang ilmu pengetahuan dan budaya.