Rabu 16 Mar 2022 09:38 WIB

Asal Kata Syaban Menurut Pakar Fikih

Syaban adalah bulan yang agung dan dimuliakan.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Ani Nursalikah
Masjid di Srinagar, Kashmir, India. Asal Kata Syaban Menurut Pakar Fiqih
Foto:

Ustadz Ahmad mengatakan, di antara kejadian agung yang terjadi di dalam bulan Syaban  adalah dijawabya doa Nabi SAW oleh Allah SWT untuk memindahkan arah kiblat, dari Baitul maqdis kepada baitullah di Makkah. Dan akhirnya doa itu diijabah oleh Allah di bulan Syaban dengan turunnya ayat 144 surat al-Baqarah.

Ini terjadi setelah sebelumnya, Nabi SAW dengan permintaan serius setiap hari dengan mengadahkan bukan hanya tangannya ke langit tapi juga wajah beliau berharap ada wahyu turun sebagai jawaban. Yang juga terjadi di bulan Syaban adalah diangkatnya amal ibadah tahunan umat ini kepada Allah SWT, karena itu jugalah kemudian Nabi SAW melakukan ibadah puasa di bulan Syaban lebih banyak dari puasa sunnah yang biasa dilakukan di bulan-bulan lain.

Itu beliau SAW lakukan berharap ridha Allah SWT yang mengangkat amal dan beliau sedang dalam keadaan puasa.

"Dan karena itu pula, berpuasa di bulan Syaban menjadi ibadah puasa yang paling mulia diantara puasa-puasa sunnah lain setelah puasa Ramadhan. Dan itu disebutkan oleh Nabi SAW dalam riwayat yang dikeluarkan oleh Imam al-Tirmidzi. 

Kemudian juga yang terjadi di bulan Syaban adalah turunnya ayat 56 surat al-Ahzab yang berisi perintah kepada kita dari Allah SWT untuk bershalawat kepada Nabi setelah sebelumnya Allah SWT melakukan itu bersama para malaikat-Nya. Ini menujukkan shalawat kepada Nabi SAW adalah ibadah yang sangat agung.

"Karena bukan hanya diperintahkan kepada kita tapi juga Allah melakukannya. Dan ibadah agung itu diturunkan di bulan Syaban; karenanya sangat layak jika dikatakan Syaban adalah bulan shalawat kepada Nabi SAW," katanya.

Dalam kitabnya Lathaif al-Ma’arif, Imam Ibn Rajab al-Hanbali meriwayatkan sesuatu dari sayyidina Anas bin Malik ra dengan sanad yang dilemahkan (dhaif), bahwa ketika masuk bulan Syaban orang-orang Muslim itu bersegera untuk menuju mushaf; maksudnya mereka membaca Alquran jauh lebih banyak dan lebih sering di bulan Syaban dibanding bulan lain.

Sekaligus mereka juga menghitung-hitung harta untuk mereka keluarkan zakatnya agar supaya orang miskin tercukupi nantinya ketika masuk bulan Ramadhan. Karena itu banyak ulama yang menyebut bahwa Syaban adalah bulan Alquran dan bulan berbagi. 

 

Yang juga dijelaskan oleh ulama, bahwa di dalam bulan Syaban ini ada satu malam mulia yakni malam nisfu sya’ban, dimana malam itu dengan hadits yang shahih bahwa Allah SWT menurunkan rahmat serta mengampuni hamba-Nya yang berbuat baik dan beristighfar di malam itu. Karena itu kemudian banyak tradisi yang muncul di banyak negara Muslim ketika malam nisfu sya’ban, mereka berkumpul dan berdoa berharap ampunan dan rahmat Allah. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement