REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Lembaga fatwa Mesir, Daar Ifta menyebut Nisfu Sya'ban pada 2022 akan berlangsung dari waktu maghrib pada Kamis (17/3/2022), hingga waktu maghrib pada Jumat (18/3/2022). Mengetahui waktu ini menjadi penting karena Nisfu Sya'ban, terutama pada malam harinya (malam Nisfu Sya'ban), dikenal memiliki keutamaan yang besar.
Malam Nisfu Sya'ban begitu istimewa bagi umat Islam, sehingga bahkan para ulama menyebut waktu ini setara dengan malam lailatul qadar. Karenanya, seperti malam lailatul qadar, umat Muslim biasa menghidupkan waktu ini dengan beragam ibadah untuk menggapai keutamaan tersebut.
Dilansir dari Elbalad, beberapa hadist Nabi sebenarnya telah mununjukkan keutamaan malam Nisfu Sya'ban. Bahkan para ulama memprioritaskan malam Nisfu Sya'ban daripada malam lainnya. Malam ini, menurut sebagian ulama merupakan waktu yang dimaksud dalam Surat Ad-Dukhan ayat 3 hingga 4.
Allah SWT berfirman:
إِنَّآ أَنزَلْنَٰهُ فِى لَيْلَةٍ مُّبَٰرَكَةٍ ۚ إِنَّا كُنَّا مُنذِرِينَ
فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ
Artinya: "Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah," (QS. Ad-Dukhan: 3-4).
Keutamaan malam Nisfu Sya'ban
Penjelasan keutamaan Nisfu Sya'ban yang paling jelas ada dalam hadist berikut:
Dari Abu Musa Al-Asy’ari, dari Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam, beliau bersabda:
إن الله ليطلع في ليلة النصف من شعبان فيغفر لجميع خلقه إلا لمشرك أو مشاحن
“Sesungguhnya Allah melihat waktu malam pertengahan Sya’ban, maka (Allah) mengampuni semua makhluk-Nya kecuali orang musyrik atau orang yang bersengketa," (HR. Ibnu Majah).
Ada juga hadist yang menunjukkan keutamaan sholat malam di malam Nisfu Sya’ban. Anjuran ini berdasarkan hadis riwayat al-Albaihaqi dari ‘Ala’ bin Haris, dia berkata:
عن عَائِشَةَ، قَالَتْ: قَامَ رَسُوْلُ الله صلى الله عليه وسلم مِنَ الَّليْلِ يُصَلِّيْ فَأَطَالَ السُّجُوْدَ حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ قَدْ قُبِضَ، فَلَمَّا رَأَيْتُ ذَلِكَ قُمْتُ حَتَّى حَرَّكْتُ إِبْهاَمَهُ فَتَحَرَّكَ، فَرَجَعْتُ، فَلَمَّا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنَ السُّجُوْدِ، وَفَرَغَ مِنْ صَلَاتِهِ، قَالَ: ” يَا عاَئِشَةَ أَوْ يَا حُمَيْرَاءَ ظَنَنْتَ أَنَّ النَّبِيَّ خَاسَ بِكَ؟ “، قُلْتُ: لَا وَاللهِ يَا رَسُوْلَ اللهِ وَلَكِنِّيْ ظَنَنْتُ أَنَّكَ قُبِضْتَ لِطُوْلِ سُجُوْدِكَ، فَقَالَ: ” أَتَدْرِيْنَ أَيُّ لَيْلَةٍ هَذِهِ؟ “، قُلْتُ: اَللهُ وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمُ، قَالَ: ” هَذِهِ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ، إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ يَطَّلِعُ عَلَى عِبَادِهِ فِيْ لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِلْمُسْتَغْفِرِيْنَ، وَيَرْحَمُ اْلمُسْتَرْحِمِيْنَ، وَيُؤَخِّرُ أَهْلَ اْلحِقْدِ كَمَا هُمْ “.
Artinya; “Sayyidah A’isyah berkisah: “Suatu malam Nabi Saw shalat, kemudian beliau bersujud panjang, sehingga aku menyangka bahwa Nabi Saw telah diambil (wafat), karena curiga maka aku berdiri dan aku gerakkan telunjuk beliau dan ternyata masih bergerak. Setelah Nabi Saw selesai shalat beliau berkata: “Hai Aisyah, apakah engkau menduga Nabi Saw tidak memperhatikanmu?”
Lalu aku menjawab: “Tidak ya Rasulullah, aku hanya berpikiran yang tidak-tidak (menyangka Nabi Saw telah tiada) karena engkau bersujud begitu lama”. Lalu beliau bertanya: “Tahukah engkau, malam apa sekarang ini”. Aku menjawab, “Allah dan RasulNya yang lebih tahu.” Nabi Saw berkata, “Malam ini adalah malam nisfu Sya’ban, Allah mengawasi hambanya pada malam ini, maka Ia memaafkan mereka yang meminta ampunan, memberi kasih sayang mereka yang meminta kasih sayang dan menyingkirkan orang-orang yang dengki."