Senin 10 Jan 2022 00:10 WIB

Mengenal Sosok Al-Jahiz

Al-Jahiz, seorang teolog dan cendekiawan Muslim yang produktif menulis.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
Ilmuwan Muslim.
Foto:

"Orang Etiopia, Berber, Koptik, Nubia, Zaghawa, Moor, orang-orang Sind, Hindu, Qamar, Dabila, Cina, dan yang di luar mereka, pulau-pulau di lautan penuh dengan orang kulit hitam, hingga Hindustan dan Cina," demikian kata Al-Jahiz.

Sejarah dan budaya Islam dan Timur Tengah kuno tidak mendapat pengakuan yang layak mereka terima. Fakta bahwa prestasi al-Jahiz merupakan pionir dalam sastra, sains, dan kebanggaan rasial, telah sepenuhnya diabaikan di ruang kelas dan buku pelajaran selama berabad-abad. 

Kemudian dialihkan dengan para sarjana Eropa ratusan tahun kemudian, yang menunjukkan kehadiran Eurosentrisme yang melekat dalam sistem pendidikan Barat. Mungkin, jika orang diajari lebih banyak tentang budaya Arab dan Islam, akan ada lebih sedikit islamofobia dan lebih banyak minat, kasih sayang, dan penghargaan.

 

Al-Jahiz wafat pada tahun 868, setelah melewati kehidupan yang penuh inspirasi bagi orang lain. Dia telah menemukan rahasia alam, dan membuat pembaca tertawa terbahak-bahak ketika mereka membaca tulisan kasar "sastra"-nya. Dia adalah pemikir revolusioner dengan hasrat dan cinta untuk Bumi dan semua makhluk di dalamnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement