Sementara tentang sholat dengan mata terpejam, menurutnya terdapat perbedaan pendapat ulama. Ada sebagian ulama yang tidak setuju dengan sholat menutup mata, sementara sebagian lainnya membolehkan selama mendukung kekhusyukan sholat.
Selain itu untuk melatih diri agar bisa sholat dengan khusyuk dapat dilakukan dengan sholat di tempat yang tidak terdengar suara atau kebisingan. Sebab menurut Ustadz Faried, suara-suara dapat memecah konsentrasi seseorang yang sedang sholat.
Maka dari itu, seorang Muslim dapat mendesain ruang sholat nya sedemikian rupa sehingga kedap suara untuk mendukung kekhusyukan sholat.
Selain itu tidak mengenakan sajadah, atau pakaian yang bermotif atau bertulis dan sebagainya yang menjadikan orang yang sholat hilang kekhusyukan karena melihat atau membacanya.
Ustadz Faried menjelaskan ada sejumlah riwayat yang menjelaskan tentang bagaimana Rasulullah ﷺ mengajarkan para sahabat dan umatnya agar terhindar dari sholat yang tidak khsuyuk.
Di antaranya ketika Rasulullah ﷺ dihadiahi seorang sahabat sebuah baju yang memiliki motif-motif. Kemudian ketika hendak sholat, Rasulullah melepas baju tersebut.
Ustadz Faired menjelaskan hal itu dilakukan Rasulullah ﷺ untuk memberi pendidikan kepada para sahabat agar lebih khusyuk dalam sholat.
Sholat khusyuk begitu sangat berharga. Sebab itu dalam sebuah riwayat dijelaskan seorang tabiin melaksanakan sholat di kebun kurma. Kemudian dia melihat pohon kurma yang buahnya lebat.
Hal itu membuatnya tidak khusyuk dalam sholat. Bahkan itu membuatnya lupa jumlah rakaat sholatnya. Tabiin itu lalu menceritakan kepada Utsman bin Affan. Setelahnya tabiin itu menyedekahkan kebun tersebut untuk kemaslahatan umat.
Ustadz Faried menjelaskan dalam sebuah riwayat lain dijelaskan tentang beberapa perbuatan yang dapat membuat hilangnya kekhusyukan sholat. Yaitu menoleh ketika sholat, mengusap wajah ketika sholat, menghitung-hitung batu (atau benda apapun) ketika sholat, selain itu sholat di depan orang-orang yang berpotensi lewat di depannya seperti sholat di tengah pasar atau mal dan lainnya.
"Jadi membangun sholat khusyuk itu denhan menghindari hal-hal non fisik (yang merusak kekhusyukan) seperti hati, pikiran, melihat dan berpikir tentang baju, tikar, dan lainnya. Dan hal fisik seperti menoleh, mengusap muka," katanya.