Selasa 04 Jan 2022 08:26 WIB

Berkunjung ke Pasar dalam Sejarah Islam

Islam membawa ide, nilai dan praktik baru dalam perkembangan pasar.

Berkunjung ke Pasar dalam Sejarah Islam. Orang-orang membeli barang di pasar souk pada hari pertama bulan suci Ramadhan di Casablanca, Maroko, Rabu, 14 April 2021.
Foto:

Kota-kota penting Mughal, seperti Agra, Shahjahanabad, Fatehpur Sikri, dan Burhanpur tak hanya dikenal sebagai ibukota-ibukota Mughal, tapi juga kota-kota Mughal dengan pasar-pasar besarnya. Bagi Kesultanan Mughal, pasar tidak cuma digunakan untuk transaksi perdagangan domestik, tapi juga sebagai penghubung dengan pasar-pasar regional dan internasional.

Kesultanan Usmaniyah atau Turki Usmani mengembangkan pasar-pasar lebih jauh lagi. Bagi para sultan Usmani, pasar adalah tempat penting agar perekonomian negara dan masyarakat bisa berjalan.

Pasar harus diberi fasilitas lengkap dan dilindungi, karena dengan demikianlah maka para pedagang dan pembeli akan datang tak hanya dari kota di mana pasar berada tapi juga dari tempat-tempat yang jauh. Tak hanya itu, bagi penguasa Usmani, pasar juga bermanfaat menjamin ketersediaan bahan pangan bagi publik serta memudahkan negara mengontrol harga komoditas pokok untuk kebutuhan masyarakat.

Ketersediaan makanan dan kendali atas harga barang sangat penting bagi negara karena dengan demikian masyarakat bisa menjalankan aktivitas sehari-harinya dengan tenang. Pada gilirannya, negara pun menjadi stabil.

Para sultan Usmani berupaya memastikan stok makanan untuk masyarakat tersedia dalam jumlah yang cukup di pasar. Untuk itu, mereka berusaha mendapatkan barang-barang kebutuhan pokok seperti gandum, daging sapi, buah, minyak zaitun hingga keju dari berbagai wilayah di Turki dan Eropa.

sumber : Suara Muhammadiyah
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement