Kamis 02 Dec 2021 05:10 WIB

Bunga dalam Budaya Islam dan Masa Kesultanan Ottoman

Kesultanan Ottoman dikenal sebagai peradaban yang mencintai bunga.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Ani Nursalikah
Bunga dalam Budaya Islam dan Masa Kesultanan Ottoman. Bunga lavender tumbuh subur di Kota Keçiborlu, Isparta, Turki
Foto:

Bunga sebagai bahasa cinta

Bunga juga memiliki simbol yang telah diceritakan secara turun-temurun. Seperti makna tulip dan mawar yang sarat dengan makna islami. 

Sebagian percaya bahwa tulip melambangkan Allah SWT (Tuhan) dan mawar melambangkan Nabi Muhammad SAW.  Baik bentuk bunga tulip maupun huruf-huruf dalam abjad Arab sama dengan kata "Allah".  

Sementara anyelir menyiratkan pengabdian. Teratai yang mengapung di atas air, di sisi lain, dianggap sebagai simbol para hamba yang membentangkan sajadah mereka di atas air.  

Bunga sebagai bahasa duka

Bunga bahkan digunakan pada batu nisan yang seharusnya menjadi ungkapan kesedihan, terutama batu nisan untuk wanita. Karena bunga ditemukan di serban di batu nisan laki-laki, ada motif bunga di tempat kosong di prasasti.

Kecintaan orang-orang pada masa Utsmani kepada bunga yang dituangkan dalam kain dan dekorasi ini sebagian karena ketentuan agama. Karena agama Islam yang melarang penggunaan gambar makhluk hidup di depan umum tidak membatasi bunga. 

 

https://www.dailysabah.com/opinion/columns/language-of-flowers-in-islam-and-ottomans

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement