Ahad 14 Nov 2021 13:46 WIB

Bertamasya ke Kebun-Kebun Islam di Masa Silam

Ada beberapa tanaman lain yang menjadi karakteristik Dunia Islam masa itu.

Bertamasya ke Kebun-Kebun Islam di Masa Silam. Reruntuhan Istana Az-Zahra di Cordoba, Spanyol.
Foto:

Namun, di Spanyol masa Islam-lah kebun-kebun berkembang dengan sangat pesat, baik dari segi fungsi, jenis tanaman, peningkatan produksi, teknik irigasi, hingga pengaturan lanskap kebun. Sejarawan ahli seni dan arsitektur Islam klasik, D. Fairchild Ruggles, dalam bukunya, Gardens, Landscape, and Vision in the Palaces of Islamic Spain menyebut para raja Muslim Spanyol adalah pelopornya.

Mereka tertarik berkebun tanaman asing demi alasan keindahan guna mendapatkan tanaman obat serta untuk menunjukkan kemampuan mereka mengoleksi benda-benda yang jarang dipunyai orang. Emir pertama Cordoba (sebuah kota yang terletak di kawasan Andalusia) Abd al Rahman I (yang memerintah sejak tahun 756) mengumpulkan dan mencangkok tanaman eksotis untuk dikembangkan di daerah kekuasaannya.

Bila penguasa lain mengirim utusan ke negeri yang jauh untuk membuka hubungan dagang, maka ia mengirim utusan untuk mendapatkan tanaman yang tidak ada di Andalusia. Tanaman-tanaman asing ini ia taruh di perkebunan kerajaan bernama Rusafa. Kebun-kebun di Rusafa diairi dengan baik dan dikenal karena keragaman jenis tanaman yang dipunyainya.

Salah satu tanaman eksotis yang mengisi kebun Abd al Rahman I adalah pohon delima asal Suriah. Ketika pertama dibawa ke Andalusia, buahnya, walau tampak indah, tidak bisa dimakan.

Salah satu pengikut Abd al Rahman I lalu bereksperimen dengan bijinya dan menanamnya di tanah Andalusia. Eksperimen menanam tanaman asing ini berhasil dan dengan segera ditiru oleh penduduk Andalusia.

 

sumber : Suara Muhammadiyah
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement