Ahad 14 Nov 2021 13:46 WIB

Bertamasya ke Kebun-Kebun Islam di Masa Silam

Ada beberapa tanaman lain yang menjadi karakteristik Dunia Islam masa itu.

Bertamasya ke Kebun-Kebun Islam di Masa Silam. Reruntuhan Istana Az-Zahra di Cordoba, Spanyol.
Foto:

Kebun yang dipenuhi tumbuhan yang rimbun, wangi bunga yang segar, gemericik air yang mengalir, angin sepoi-sepoi, semuanya memberi ketenangan pada setiap orang yang berada di tengahnya. Tradisi membangun kebun di tengah gurun sebenarnya sudah ada sejak masa pra-Islam, namun kehadiran Islam membawa ide tentang membangun kebun ini ke level yang lebih tinggi.

Penyebaran Islam secara politik mendorong lahirnya kota-kota yang lebih maju. Maju di sini bukan hanya dalam pengertian penduduk yang ramai dan perekonomian yang sangat aktif, tapi juga pembangunan infrastruktur.

Kota tidak hanya indah karena arsitektur bangunan maupun jalannya, tapi juga kebun yang dibangunnya. Untuk membangun kebun di tanah-tanah bergurun dan jarang dibasahi hujan itu diperlukan keterampilan dan terobosan di bidang pengairan dan pertanian.

Perluasan kekuasaan Islam di abad-abad pertamanya ditandai oleh revolusi di bidang agrikultur, dengan salah satunya tampak dalam bidang pembuatan kebun tanaman dan buah. Salah satu kota Muslim yang paling awal memiliki kebun adalah Baghdad di bawah Dinasti Umayyah.

Di Kairo (Mesir), sultan Mamluk, Qalawun, membawa berbagai tumbuhan dari Suriah untuk ditaruh di kebun yang dibuatnya. Sebuah genre puisi baru di dunia sastra Arab bernama rawdiya (puisi kebun) bahkan lahir karena ketertarikan pada kebun ini.

 

sumber : Suara Muhammadiyah
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement