Maksud dari hadits ini adalah bahwa Allah menyukai dan akan membersamai orang-orang yang menjalin kerja sama untuk sesuatu perbuatan kebaikan seperti kerja sama dalam berbisnis dan lainnya. Maka Allah akan menurunkan rahmatnya, keberkahan, dan membuka peluang-peluang bagi mereka yang menjalin kerja sama untuk menuju keberhasilan.
Akan tetapi bila ada yang berkhianat, maka Allah akan menutup atau mencabut semua keberkahan dari kerja sama yang telah dibangunnya. Sehingga karena pengkhianatan yang dilakukan, seseorang itu akan menjadi tidak tenang dalam hidupnya. Lantas hidupnya terpuruk dan hanyut dalam godaan setan.
Maka tak sedikit kita mendapati orang-orang yang dulunya sukses dalam bisnis dan hidup kaya raya, namun karena berkhianat lalu usahanya hancur dan hidupnya berantakan. Dan ketahuilah khianat itu adalah salah satu tanda dari pada orang munafik. Sementara Allah dan Rasul-Nya tidak menyukai orang-orang yang munafik.
وَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَرْبَعٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ كَانَ مُنَافِقًاخَالِصًا وَمَنْ كَانَ فِيْهِ خَصْلَةٌ مِنْهُنَّ كَانَ فِيْهِ خَصْلَةٌ مِنَ النِّفَاقِ حَتَّى يَدَعَهَا: اِذَاحَدَثَ كَذَبَ وَاِذَاائْتُمِنَ خَاوَاِذَاعَاهَدَغَدَرَ وَاِذَاخَاصَمَ فَجَرَ.
Rasulullah bersabda: Ada empat perkara yang barangsiapa memiliki empat perkara itu, maka dalam dirinya ia benar-benar munafik. Dan barangsiapa dalam dirinya memiliki satu dari empat perkara itu, maka pada dirinya ada sebagian sifat munafik hingga ia meninggalkannya. (Yaitu) jika ia berkata maka dia dusta, dan ketika ia diamanati dia berkhianat, ketika dia janji dia mengingkarinya, dan ketika ia berselisih maka ia meledak-ledak.